Ahad 31 Mar 2019 10:40 WIB

Bumbu Kental Coto Makasar Samsul Daeng Pasar Senen

Coto Makassar isi jeroan paling laris dan dicari para pelanggan.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Indira Rezkisari
Coto Makasar Samsul Daeng di Jalan Kramat, Senen, Jakarta Pusat.
Foto: Republika/Nugroho Habibi
Coto Makasar Samsul Daeng di Jalan Kramat, Senen, Jakarta Pusat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jika lidah sedang ingin mengecap Coto Makassar, Anda bisa mampir ke Pasar Senen. Tepatnya di warung milik Samsul Daeng di Jalan Kramat raya, Senen, Jakarta Pusat. Meskipun baru mulai berjualan pada 2003 dengan bermodalkan satu petak berukuran 2x2, Coto Makasar Samsul Daeng berkembang begitu cepat.

Nurhayati (48), pemilik warung, menerangkan Coto Makassar miliknya sangat diminati para pelanggan. Hingga kini, sudah ada tiga lapak di sekitar warung yang telah diambil alih karena peminat yang begitu membludak.

Baca Juga

Nurhayati atau yang akrab disapa Hayati itu menceritakan, telah mendapat resep turun temurun dari leluhurnya. Mendiang neneknya yang juga penjual Coto di Makassar mewariskan resep kepada dirinya.

Hayati mengatakan, meskipun sama-sama berasal dari Makassar, setiap coto memiliki ciri khas rasa tersendiri di lidah pelanggan. Kuah racikan hayati dijaga seperti pesan dari mendiang neneknya.

"Biarpun bumbunya sama-sama seperti orang Makassar, ada rasa yang membuat beda. Bumbunya kita jaga agar tetap pas dan terasa, lain dari pada yang lain. Kita masih menjaga tradisi orang dulu. Kuahnya kita jaga agar tetap kental seperti di Makasar," kata Nurhayati kepada Republika.

Selain tetap mengandalkan coto daging sapi, terdapat banyak variasi pilihan bahan yang disediakan di warung. Bersama dengan suaminya, Hayati menambah menu coto jeroan, paruh, hati, babat, usus, lidah hingga otak sapi.

photo
Coto Makasar Samsul Daeng di Jalan Kramat, Senen, Jakarta Pusat.

Hampir semua menu sangat diminati, tapi menurut Hayati, coto jeroan paling laris dan dicari para pelanggan. Dia menjelaskan, sebenarnya terdapat dua bahan coto yang paling dicari oleh pelanggan, yakni lidah dan otak sapi.

Kedua Coto itu seringkali ditanyakan oleh pelanggan, namun karena bahannya cukup langka, porsi yang disediakan untuk pelanggan pun dikurangi. Dari seharusnya satu mangkuk penuh berisi otak dan lidah, dikurangi hingga separuh mangkuk saja.

"Kayak lidah dan otak kan jarang, itu kalau pelanggan yang minta satu porsi kita kurangi. Satu ekor sapi lidahnya cuma sedikit, jadi porsinya juga kita dikitin," terangnya.

Hayati menambahkan, Coto Makassar miliknya juga telah dikenal dijajaran tokoh publik. Beberapa kali, dirinya juga mendapat katering dari acara kenegaraan, seperti acara kementerian, kenaikan pangkat, maupun hajatan yang diadakan oleh Kapolres.

"Pak Jusuf Kalla kan kebetulan orang Makassar, kita pernah dapesanan masak di Istana, sambil diperiksa-periksa sama orang kesehatan," katanya, sambil memperlihatkan foto yang dipajang bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Meskipun telah dikenal luas, harga Coto Makassar miliknya tetap bersahabat. Semua menu, hanya dibanderol dengan Rp 30 ribu saja setiap porsinya.

Hayati merinci, setiap hari warungnya mempersiapkan 20 kg daging sapi, 30 kg jeroan, dan bahan lain seperti otak dan lidah. Bahan itu, lanjut Hayati, diambil langsung dari pemotong yang berada di Bogor.

Hayati menyebut, pada Senin-Jumat omset warungnya mencapai nominal Rp 8 juta hingga Rp 9 juta. Omset itu bisa naik dua kali lipat pada hari libur dan tanggal merah. Sebab, banyak pelanggan yang datang bersama dengan keluarga secara beramai-ramai.

photo
Coto Makassar Samsul Daeng di Jalan Kramat, Senen, Jakarta Pusat, Rabu (20/3).

"Kalau weekend itu lebih ramai. Bisa dua kali lipat, karena kebanyakan yang makan di hari libur datang sama teman atau orang tuanya dibawa ke sini," katanya.

Sementara, Prabowo Samsul, salah seorang pelanggan mengatakan, Coto Makassar Samsul Daeng memilki cita rasa yang pas. Bahkan, lanjut dia, daging maupun jeroan membuatnya ketagihan.

"Kalau Coto Makassar sini bagus, jeroannya diolah dengan bersih. Kalau mau yang cari Coto Makassar ya di sini paling orisinal," tuturnya.

Bersama sang istri, Prabowo mengatakan, seringkali berburu kuliner jika rindu kampung halaman. Pria asal Makassar yang mengaku telah menjelajah kuliner Coto Makassar di Jakarta itu menyebut harga Coto Makassar di warung Samsul Daeng lebih murah dibanding degan Coto Makassar yang berada di daerah lain.

"Ini top lah, harganya juga menurut saya paling murah Rp 30 ribu. Kalo Coto Makassar di Kelapa Gading, Coto Makassar Daeng Azis itu rata-rata Rp 40 ribu," katanya.

Para pelanggan bisa menikmati hidangan Coto Makassar Samsul Daeng setiap hari pada pukul 07.00-23.00 WIB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement