Senin 01 Apr 2019 14:19 WIB

Aneka Olahan Salak Oleh-Oleh Lezat Khas Sleman

Salak tak hanya dijual dalam bentuk buah segar

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Christiyaningsih
Mobil yang mengangkut buah Salak Pondoh untuk di ekspor ke Selandia Baru
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Mobil yang mengangkut buah Salak Pondoh untuk di ekspor ke Selandia Baru

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kabupaten Sleman adalah rumahnya buah salak. Sejak setidaknya satu dekade terakhir, kreativitas mengolah salak terus ditingkatkan. Tidak cuma dari pemerintahan daerah, kreativitas itu didorong kepada para petani untuk tidak sekadar menjual salak berupa buah segar.

Terlebih, jika sedang memasuki musim panen maka harga salak kerap anjlok dan banyak salak yang belum tersalurkan. Kelompok Wanita Tani Widuri di Kecamatan Tempel menjadi salah satu kelompok berbasis desa yang mampu mengolah dan menjadikan olahan salak bernilai jual. Ada keripik, bakpia, geplak, kue, asinan, manisan, sampai nastar.

Salah satu anggotanya, Ningsih, mengatakan keuntungan yang bisa didapat dengan menjual salak olahan memang jauh lebih banyak. Jika salak segar dijual sekitar Rp 5 ribu per kilogram, salak olahan bisa dijual dengan harga Rp 15-25 ribu. "Dijualnya ada yang dari mulut ke mulut, ada yang dibantu dijual secara daring," kata Ningsih kepada Republika belum lama ini.

Anggota lain, Siti Nurhidayati, menuturkan keripik (stik) dan jenang merupakan olahan yang cukup sulit dilakukan dibanding olahan-olahan salak lain. Tetapi itu menjadi tantangan tersendiri bagi kelompok mereka untuk mengembangkan kreativitasnya.

Untuk mengolah, bahan baku buah yang dibutuhkan adalah salak-salak dengan tingkat kematangan 30 persen. Saat ini, setidaknya sudah ada 20 ibu-ibu yang tergabung kelompok mereka untuk bisa mengolah salak. "Alhamdulillah bisa meningkatkan ekonomi keluarga," ujar Siti.

Hari ini, olahan-olahan salak hampir pasti bisa dilihat dari tiap-tiap destinasi wisata yang ada di Kabupaten Sleman. Tidak cuma buah, olahan salak seperti sudah bertransformasi menjadi oleh-oleh khas Sleman. Selain itu, daya jelajah pasar yang sudah bisa dijangkau olahan-olahan salak dari Kabupaten Sleman pun sudah meluas. Tidak cuma pasar lokal atau domestik, olahan-olahan salak Sleman mulai mampu menembus pasar mancanegara.

Lihat saja Festival Salak Kabupaten Sleman 2019 di Sleman City Hall pada 22-25 Februari 2019 lalu. Begitu banyak kreasi pengolahan salak yang sudah mampu ditampilkan. Ada yang mengolah salak menjadi kopi, manisan, kripik, kue, dan lain-lain. Lalu, dalam Sleman Creative Art, Fashion, and Lifestyle (Craftstyle) 2018 pada September tahun lalu, biji dan kulit salak bahkan bisa diolah jadi karya seni.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement