Selasa 09 Apr 2019 10:46 WIB

Rumah Sagaleh, Kedai Kopi yang Steril dari Asap Rokok

Rumah Sagaleh hadir untuk penikmat kopi yang mendambakan kedai tanpa asap rokok.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Reiny Dwinanda
Suasana Rumah Sagaleh, Jakarta Selatan.
Foto: Republika/Eric Iskandarsjah Z
Suasana Rumah Sagaleh, Jakarta Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bagi sebagian orang, kopi terasa hampa jika tak ditemani sebatang rokok. Sebaliknya, ada juga penikmat kopi yang mendambakan coffee shop yang steril dari paparan asap rokok.

Ceruk pasar inilah yang coba ditangkap oleh Rumah Sagaleh, sebuah kedai kopi baru di bilangan Jakarta Selatan. Didirikan oleh keluarga pengusaha kuliner Minang, Rumah Sagaleh adalah coffee shop ketiga yang didirikan oleh enam bersaudara.

“Rumah Sagaleh merupakan coffee shop terbesar dari brand dari Sagaleh," kata Co-Founder Sagaleh Bidang Pemasaran dan Komunikasi, Dhydha Maryudha, saat dijumpai di Rumah Sagaleh pada Senin (8/4).

Selain terbesar, Rumah Sagaleh juga menghadirkan ragam menu paling lengkap. Dhydha menjelaskan, lewat coffee shop terbarunya, Sagaleh mencoba menghadirkan pelayanan terbaik dengan tempat yang senyaman mungkin sehingga pengunjung pun merasa benar-benar seperti sedang berada di rumah.

Tempat ngopinya tersedia dalam dua pilihan, berpendingin maupun tanpa pendingin ruangan. Menurut Dhydha, Rumah Sagaleh memang sengaja menghadirkan konsep kawasan tanpa rokok. Alasan kesehatan menjadi faktor pendorongnya.

"Selain itu, konsep ini juga merupakan request dari beberapa penggemar kopi yang ingin agar kami dapat menghadirkan sebuah coffee shop yang steril dari asap rokok,” ujarnya.

Jika memang ada yang benar-benar tak tahan untuk merokok, pengunjung dapat pergi ke teras depan. Akan tetapi, hanya ada satu-dua bangku saja di sana.

Hal yang paling unik, selain menjadi kawasan tanpa rokok (KTR), Rumah Sagaleh juga merupakan kawasan tanpa musik. Kedai kopi yang terletak di Jalan Wijaya IX nomor 6A, Melawai, Jakarta Selatan ini tak memasang speaker pada sudut-sudut ruanganya.

Menurutnya, konsep ini dihadirkan demi memberikan opsi bagi pengunjung yang ingin menikmati suasana lain dari kedai kopi lainnya yang biasanya terlalu bising akan suara musik ambience atau pun musik playlist. Dengan begitu, pengunjung dapat lebih menikmati kopi dalam suasana yang natural dan dapat mengobrol dengan lebih nyaman.

Soal menu, kedai kopi yang beroperasi mulai pukul 08.00 hingga 22.00 WIB ini mengandalkan es kopi susu dan nasi goreng rendang. Beragam jenis minuman semuanya ditawarkan dengan harga di bawah Rp 30 ribu dan untuk makanan semuanya dibanderol di bawah Rp 50 ribu.

Menurutnya, Rumah Sagaleh yang memiliki daya tampung sekitar 44 pengunjung ini memang mengusung tagline “merakyat dan membumi”. Seluruh hidangan pun ditawarkan dengan harga yang ramah di kantong.

Soal kata “sagaleh”, kata tersebut merupakan bahasa daerah Minangkabau yang memiliki arti “segelas”. Bahasa Minang memang sengaja dipilih demi mencerminkan bahwa beberapa racikan masakan di cafe tersebut memang menonjokan nuansa Sumatra.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement