REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Koki bertugas menyiapkan sajian makanan untuk para tamu. Saat jam buka puasa dan pesanan membludak, pekerjaan koki pun menjadi berkali lipat. Meski sudah piawai, seorang koki tetap butuh mencicipi makanan sebelum disajikan.
Koki wanita di hotel Burj Al Arab Dubai, Sahar Al Awadhi, punya cara tersendiri untuk memastikan kelezatan masakannya. Al Awadhi biasanya meminta tiga orang untuk mencicipi masakannya sebelum diberikan kepada para tamu. Jika ketiga orang itu menjawab baik, maka ia pun yakin untuk menghidangkannya.
Untuk pola berbuka puasa, seorang koki harus fleksibel mengatur waktu di tengah padatnya kesibukan. Menurut Al Awadhi, sangat penting untuk disiplin sebagai koki. "Koki akan menjadi sangat sibuk beberapa jam sebelum berbuka puasa. Kami membantu orang berbuka puasa. Kami tidak bisa terlambat atau mengambil jalan pintas," kata dia dikutip dari Khaleej Times.
Saat Ramadhan kesibukan sedikit berubah. Misalnya, selalu ada beberapa hal tambahan seperti pesanan prasmanan perusahaan serta acara kecil untuk berbuka maupun sahur. Di restoran Arab, prasmanan biasanya menawarkan makanan lokal dan lebih banyak sajian khusus kurma.
Saat bekerja menyiapkan hidangan, koki memang sering kali menjadi lupa makan apalagi duduk untuk makan. Namun untuk Ramadhan, Al Awadhi berusaha melakukan buka puasa yang baik.
"Pada hari-hari yang sangat sibuk dan tidak ada banyak waktu, saya berbuka puasa sambil bekerja dengan air dan kurma. Setelah itu saya kembali meneruskan pekerjaan. Koki sering lupa makan meskipun selalu dikelilingi makanan sepanjang waktu. Kami selalu makan saat bekerja sambil berdiri," tuturnya.
Setelah memulai kariernya di bidang komunikasi dan pemasaran, lulusan American University of Sharjah itu menyadari gairahnya adalah bekerja di industri kuliner. Al Awadhi mengatakan kecintaan orang tuanya pada makanan jugalah yang membuatnya tertarik menjadi koki. "Ibuku adalah koki yang hebat. Ayahku juga suka makanan dan kami selalu bereksperimen dengan masakan yang berbeda," katanya.