Ahad 26 May 2019 18:19 WIB

Mi Cobek Khas Kota Malang

Mi cobek menyajikan rasa pedas dari level satu hingga 10.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Indira Rezkisari
Aneka varian mi cobek Malang dan bakso kopyor di Jalan Kawi Atas, Klojen, Kota Malang.
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Aneka varian mi cobek Malang dan bakso kopyor di Jalan Kawi Atas, Klojen, Kota Malang.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Meski sudah dianggap biasa, kuliner mi nyatanya masih tetap dicari masyarakat. Bahkan, mi masih menjadi favorit masyarakat sehari-hari.

Di Kota Malang, tepatnya di Jalan Kawi Atas terdapat kedai yang menyajikan menu khas. Kuliner yang sepertinya jarang ditemukan di berbagai daerah ini ternyata menjadi favorit masyarakat sekitar. Tidak hanya di hari biasa, menu ini malah semakin melonjak daya tariknya di Ramadhan.

Baca Juga

Pemilik Kedai Mi Cobek, M Priyatno, mengatakan jumlah pembeli memang agak menurun di awal-awal puasa. Namun kemudian melonjak dari waktu ke waktu hingga naik 20 persen. "Apalagi dari jam empat sore sampai malam, penuh terus," kata Priyatno, Ahad (26/5).

Secara umum, kedai biasanya menghabiskan 500 porsi per hari dari pukul 09.00 sampai 21.30 WIB. Total porsi ini tidak hanya menu mi, tapi juga makanan lainnya. Antara lain, ayam bakar, dimsum dan nasi goreng.

Berdasarkan pengamatan, penampilan mi cobek sudah menunjukkan daya tarik tersendiri. Struktur mi yang kecil disertai varian taburan membuatnya begitu lezat dipandang. Ditambah lagi, pemilik kedai menyempurnakannya dengan wadah yang menarik seperti anyaman bambu dan batok kelapa.

Mi cobek ayam geprek merupakan salah satu menu terbaru yang disajikan kedai. Mi disajikan tanpa kuah dengan campuran kecap dan rasa pedas pilihan level satu hingga 10. Level satu biasanya dicampur dengan dua buah cabai.

Di dalam satu wadah, mi disajikan dengan ayam krispi geprek. Rasa ayam geprek tidak seperti pada umumnya di mana hanya terasa pedas cabai. Di ayam geprek kali ini, Priyatno menonjolkan rasa bumbu lainnya seperti kunyit dan sebagainya.

Selain ayam, varian mi ini juga menyediakan beberapa potongan acar mentimun. Acar yang disertai campuran cuka ini terasa manis dan pas di lidah. Kemudian dilengkapi keripik pangsit dan potongan daun bawang.

Republika juga sempat menyicipi mi kuah cobek ayam cincang. Penampilan mi ini tidak secokelat jenis kering sebelumnya. Hal ini karena menu tersebut dicampur dengan kaldu ayam.

photo
Aneka varian mi cobek Malang dan bakso kopyor di Jalan Kawi Atas, Klojen, Kota Malang.

Mi juga diberi bumbu pedas level satu. Tak lupa potongan ayam cincang, keripik pangsit dan acar mentimun. Kelezatannya semakin terasa saat diaduk di wadah batok kelapa yang lucu.

Priyatno mengatakan, tekstur mi miliknya memang sangat berbeda dibandingkan lainnya. Selain karena membuat sendiri dengan ahlinya, dia juga menekankan agar tidak memakai bahan pengawet. Ditambah lagi, dia menawarkan menu-menu tersebut dengan harga begitu miring, yakni sekitar Rp 8 ribu hingga 20 ribu per porsi.

Alasan Priyatno memasarkan mi tidak lepas dari kesukaan masyarakat terhadap menu tersebut. "Terus kenapa mi cobek? Coba ingat cobek itu buat apa? Ulekan dan sesuatu yang pedas, mi yang pedas," kata dia.

Seperti disebutkan sebelumnya, mi cobek menyajikan rasa pedas dari level satu hingga 10. Selain pedas, Priyatno juga menawarkan mi jenis biasa. Antara lain mi asin dan manis dengan pilihan taburan ayam cincang, sapi cincang, ayam jamur dan polos.

Seperti dengan menu biasa tersebut, mi cobek pedas juga memiliki varian serupa. Varian-variannnya seperti ayam cincang, sapi cincang, samyang, dan ayam geprek. Tak hanya itu, Priyatno juga menawarkan mi jenis kering dan kuah.

Selain mi, kedai juga memiliki menu pilihan lainnya seperti bakso kopyok. Di dalam satu wadah, terdapat potongan siomay, bakso, tahu dan pangsit serta sambel bawang. Sebelum dikonsumsi, pembeli bisa mengocoknya dengan wadah yang sudah disediakan penutupnya. Setelah itu, pembeli bisa langsung menikmatinya.

Secara keseluruhan, kedai Priyatno menyajikan 60 menu, termasuk minuman. Kedai yang telah dibuka sejak 2015 ini banyak dikunjungi berbagai kalangan. Tidak hanya mahasiswa, tapi juga pekerja kantoran dan keluarga.

Pipit Anggraini merupakan salah satu warga Malang yang mengaku menyukai mi cobek. Menurut dia, tekstur mi tidak terlalu lembek dengan porsi yang cukup. Mi juga memiliki banyak varian rasa disertai wadah yang lucu.

"Yang pasti murah dan ramah kantong. Bumbunya juga pas, ada yang pedas dan tidak," kata Pipit.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement