Selasa 04 Jun 2019 21:00 WIB

Nikmat Berbuka Puasa Terakhir dengan Bakmi Jawa

Bakmi jawa adalah olahan mi telur yang disajikan secara rebus atau godog.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sajian khas Kota Semarang, Bakmi Jawa Godog atau rebus.
Foto: Republika/Farah Nabila Noersativa
Sajian khas Kota Semarang, Bakmi Jawa Godog atau rebus.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Perayaan lebaran ada di depan mata. Memakan hidangan favorit menjadi salah satu pilihan warga Kota Semarang dan juga para pendatang untuk menutup Ramadhan, sebelum esok melahap makanan khas lebaran, yaitu opor ayam.

Salah satu menu andalan khas Kota Semarang adalah bakmi jawa. Bakmi jawa merupakan olahan mi telur yang diolah dengan berbagai bumbu dapur khas dan disajikan, baik secara goreng maupun rebus atau godog.

Saya pun berkesempatan mencicipi bakmi godog, yaitu mi yang disajikan dengan kuah. Penyajian bakmi godog sangat menggugah selera makan lantaran uap dari masakan yang dimasak dengan menggunakan api tungku dan arang itu membentuk tangan seperti memanggil-manggil untuk dicicipi.

Mi ditumpuk pada bagian tengah. Sementara bagian pinggir piring digenangi oleh kuah yang berwarna cokelat kental yang siap diseruput.

Pada bagian tengah, selain tumpukan mi telur yang telah matang, juga dibubuhi daging ayam suwiran matang. Warnanya yang putih semakin memancing air liur.

Tak hanya itu, taburan bawang goreng juga terlihat di ujung tengah tumpukan. Selain sebagai hiasan, bawang goreng juga memberikan tambahan rasa sedap.

Bakmi Jawa diolah dengan menumis bumbu-bumbu rempah terlebih dahulu. Bumbu-bumbu itu di antaranya bawang merah, bawang putih, kemiri, dan juga garam.

Setelah bumbu tercium wangi, masakan kemudian ditambahkan kaldu secara perlahan. Selanjutnya, bahan-bahan dimasukkan, seperti telur bila diinginkan, potongan daging ayam, mi telur, sayuran sawi dan kol, sejumput gula dan garam, cabe rawit yang digeprek, kecap, dan potongan tomat.

Setelah semua bahan masuk, lalu bakmi jawa didiamkan selama sekitar tiga menit sampai lima menit. Setidaknya, sampai terlihat kuah bakmi mendidih dan mengeluarkan wangi yang membuat lapar. Setelah diaduk perlahan dan matang, bakmi Jawa pun siap dihidangkan.

Dian Rahma, merupakan salah satu pengunjung yang turut melahap bakmi jawa goreng yang saya temui di warung Bakmi Jawa Pak Rebi, di Jalan Menteri Supeno, Kota Semarang. Meskipun dia telah mencicipi bakmi jawa berkali-kali setiap ke Semarang, menurutnya makanan ini menjadi salah satu kudapan yang cocok menjadi hidangan penutup Ramadhan.

"Sengaja memang berbuka di sini, jadi biar ada kesan memuaskan dalam menutup bulan Ramadhan tahun ini," ungkap Dian.

Perempuan yang memiliki suami orang Semarang itu memang telah berkali-kali memakan bakmi Jawa di Semarang. Menu itu menjadi salah satu menu favorit lantaran memiliki rasa yang khas.

Dian mengatakan, dia yang memiliki lidah Padang itu tak masalah mencicipi kuliner khas Semarang yang kebanyakan memiliki rasa manis yang kental. Meskipun demikian, dia tetap menyiasatinya dengan memesan bakmi Jawa dengan rasa pedas.

"Saya sukanya di sini, dikasih pedas beneran dikasih pedas. Rasa pedas dari cabai rawitnya itu tetap ada. Nggak seperti yang lainnya itu pasti manis terus," tutur dia.

Dia pun melahap bakmi Jawa yang dia beli itu dengan diiringi sate daging ayam matang. Selain bisa dilahap secara langsung, sate daging yang dihargai Rp 6000 per tusuk itu juga bisa disajikan dengan cara dibakar.

Di Bakmi Jawa, pengunjung tak hanya dimanjakan dengan menu mi. Mereka juga bisa memilih nasi goreng, bihun goreng, atau campuran nasi dengan bakmi dan bihun yang dimasak bersamaan. Satu porsi bakmi jawa berkisar antara Rp 15 ribu sampai dengan Rp 18 ribu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement