Rabu 05 Jun 2019 16:28 WIB

Cara Membuat Lapek Sarikayo Menu Lebaran Khas Sungayang

Lapek sarikayo jadi menu wajib yang terhidang di meja warga Sungayang setiap Lebaran

Rep: Febrian Fachri/ Red: Christiyaningsih
Lapek sarikayo
Foto: Republika/Febrian Fachri
Lapek sarikayo

REPUBLIKA.CO.ID, SUNGAYANG -- Setiap Lebaran, warga Kecamatan Sungayang, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat punya menu khas bernama lapek sarikayo. Lapek sarikayo merupakan menu yang disajikan tidak hanya saat Lebaran. Ia juga menjadi makanan adat.

Jika Anda menghadiri acara adat seperti pernikahan, sunat rasul, atau syukuran lainnya, lapek sarikayo juga akan tersaji di meja makan. Menurut seorang warga Sungayang bernama Adriani alias Ne Ad, memasak lapek sarikayo sebenarnya tidak terlalu sulit.

Baca Juga

Untuk membuat sarikayo bahan yang diperlukan adalah telur itik, santan, kayu manis, daun pandan, adas manis, dan garam. Ne Ad membuat Lapek Sarikayo untuk tiga cawan besar. Ia harus menyiapkan 30 butir telur itik, dua kilogram telur itik, dan 1,5 kilogram santan. Ada juga daun pandan, daun adas manis, kayu manis, dan garam secukupnya.

Langkah pertama adalah menghaluskan gula aren lalu dimasukkan ke sebuah wajan besar. Setelah itu, satu persatu telur itik dipecah dan dimasukkan ke wajan berisi gula aren tersebut. Setelah itu masukkan kayu manis bubuk dan garam secukupnya. Terakhir, tuang santan menggunakan gelas supaya bisa ditakar atau tidak berlebihan.

Campuran itu kemudian diaduk tapi tidak dengan sendok atau sudip. Adonan sarikayo dicampur dengan cara diremas-remas dengan daun pandan dan daun adas manis menggunakan tangan. Mengaduknya hanya butuh beberapa menit sampai telur, gula aren, garam, dan rasa dari pandan dan daun adas manis menyatu.

Setelah mengembang, barulah sarikayo yang masih berbentuk cairan dituang ke cawan. Sebenarnya cawan yang digunakan tergantung selera atau tergantung pesanan. Terkadang bisa dengan cawan kecil. Kali ini Ne Ad membuat sarikayo dengan cawan besar sesuai pesanan pelanggan.

Adonan sarikayo dalam cawan dimasukkan ke dalam dandang untuk dikukus selama 15 menit. Saat sudah setengah matang, permukaan sarikayo di masing-masing cawan diberi dua atau tiga daun pandan ukuran kecil. Setelah 15 menit dikukus, sarikayo khas Sungayang sudah siap disantap.

Umumnya sarikayo dinikmati dengan teman lapek. Sangat jarang warga Sungayang yang hanya memakan sarikayo sebagai makanan tunggal.

Karena sarikayo Ne Ad berukuran tiga cawan besar, dia menyiapkan 70 bungkus lapek. Untuk itu, ia membutuhkan bahan 2,5 kilogram pulut atau beras ketan berwarna putih.

Beras ketan ini diaronkan atau ditanak setelah dicampur dengan santan sebanyak dua kilogram. Pulut yang sudah dicuci kemudian dilumuri dengan santan. Setelah itu diaronkan dengan kuali besar sampai beras ketannya setengah matang. Biasanya kondisinya sudah bergetah.

Setelah itu, beras ketan yang sudah jadi lapek dibungkus dengan pucuk daun pisang yang sudah didiang. Ukuran satu lapek ini hanya sebesar dua jari orang dewasa. Bentuk bungkusannya lapek menyerupai guling.

Begitu selesai dibungkus, lapek kembali direbus dengan dandang selama 20 menit.  Setelah matang, lapek pun siap menemani sarikayo untuk menu Lebaran.

Biasanya menikmati lapek sarikayo ini tinggal membuka bungkusan lapek kemudian sarikayo dituang secukupnya sesuai selera. Rasa sarikayo ini manis dan lezat. Terlebih kita merasakan manisnya itu ketika berbarengan mengigitnya dengan lapek.

Saat mengigit, kita bisa merasakan perpaduan aneka rasa. Manisnya gula aren, harum kayu manis, daun adas manis, daun pandan, santan, dan telur itik dibalut rasa renyah lapek beras ketan bercampur di mulut. "Bagi masyarakat Sungayang, lapek sarikayo jadi menu wajib. Setiap rumah warga pasti bisa ditemukan lapek dan sarikayo," kata Ne Ad.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement