Rabu 07 Aug 2019 04:02 WIB

Waspadai Bahaya Bersantap All You Can Eat

All you can eat bisa merusak diet dan buat seseorang lebin berisiko sakit.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Indira Rezkisari
Makanan ala prasmanan.
Foto: Pixabay
Makanan ala prasmanan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi sebagian orang, prasmanan sepuasnya atau yang dikenal all you can eat bukan cara makan, melainkan sebuah tantangan. Bagaimana tidak, seseorang harus mengisi piring semaksimal mungkin agar setara dengan uang yang dikeluarkan.

Namun, ingat, mengonsumsi makanan secara berlebihan dapat membahayakan kesehatan. Berikut hal yang perlu Anda perhatikan dalam menikmati pengalaman prasmanan sambil meminimalkan risiko bagi kesehatan dilansir di Reader’s Digest.

Baca Juga

“Mentalitas kompetitif dan terlalu lapar membuat Anda siap makan berlebihan, dan perasaan tak nyaman yang Anda dapatkan, 20 menit setelah selesai,” kata juru bicara Akademi Nutrisi dan Diet dan Ketua Departemen Nutrisi dan Dietetika di Universitas North Florida, Lauri Wright.

Prasmanan all you can eat tidak hanya dapat merusak diet, tetapi juga bisa membuat seseorang berisiko lebih tinggi untuk sakit. “Hampir semua makanan dapat menempatkan seseorang pada risiko penyakit yang ditularkan melalui makanan, jika tidak ditangani dengan benar,” ujar Direktur Eksekutif Kemitraan untuk Pendidikan Keamanan Pangan, Shelley Feist.

Sebab, menurut dia, sulit mengetahui ihwal apakah krim sup jamur dibuat dalam suhu tinggi, atau sushi dibuat dengan bahan dingin di tempat prasmanan itu. “Zona antara 40 dan 140 derajat Fahrenheit adalah zona bahaya, karena, pada suhu tersebut, bakteri suka tumbuh,” kata Feist.

Dia menyarankan sejumlah hal yang dapat pelanggan hindari untuk meminimalkan risiko sakit usai mencicipi makanan all you can eat. Pertama, Anda harus selalu mencuci tangan sebelum mendekati meja prasmanan. Pastikan tidak mendekati penjaga yang bersin, karena menjadi tempat berkembang biak kuman daripada orang batuk atau flu.

“Risiko terbesar Anda untuk kontaminasi, lebih sering berasal dari orang lain (bersin) yang mengambil makanan itu, apakah itu dengan tangan mereka atau apakah itu mengudara,” kata seorang ahli mikrobiologi di Universitas Drexel, Jennifer Quinlan.

Kedua, alat yang tenggelam dalam makanan. Anda mungkin berpikir membantu dengan mengambil sendok saji yang tenggelam dalam makanan. Namun, pikirkan lagi, berapa banyak orang yang telah menyentuh alat itu?

“Kami sering sangat berhati-hati menyentuh pegangan pintu yang meninggalkan kamar mandi. Yah, itu ide yang sama,” ujar Quinlan.

Pegangan alat makanan itu dianggap terkontaminasi, jadi jangan menyentuh alat itu. Selain itu, menurut Quinlan, makanan tersebut juga harus diganti, jika memungkinkan, Anda sebaiknya menghindari nampan itu. Quinlan merekomendasikan pelanggan agar menggunakan pembersih tangan, setelah selesai mengambil makanan dan sebelum menyantap hidangan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement