REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri kopi di Indonesia terus meningkat. Tak heran karena Indonesia memang negara penghasil kopi. Hampir semua daerah memiliki tanaman kopi. Tapi ternyata masyarakat Indonesia saat ini mulai mencari kopi luar negeri.
Pengamat kopi yang juga General Manager ABDC School of Coffee, Willyanto mengatakan dalam ajang Indonesia Coffee Week tahun 2018 silam, kopi luar negeri lebih banyak dicari oleh orang Indonesia karena itu kopinya lebih cepat habis. "Kopi lokal kan banyak di Indonesia. Kalau kopi luar susah didapat, makanya lebih cepat habis. Kopi yang langka dibeli dulu. Kopi yang Indonesia tersisa," ujarnya di sela acara Jakarta Coffee Week 2019, di Jakarta.
Kopi luar yang banyak dicari adalah kopi Panama. Menurut Willy, keunggulan kopi rasanya seperti teh atau bunga. Ini terjadi lantaran pengruh dari cuaca, tanah, varietas juga dari bibit. Tidak ada kaitannya dengan tanaman sekitar.
Selain kopi Panama kopi luar yang juga cepat habis dalam pameran kopi adalah kopi Malaysia dan Singapura. "Kopi luar cukup percaya diri masuk penjualan kopi karena pasar Indonesia. Coba kopi Indonesia sudah pernah. Coba kopi luar seperti apa. Masyarakat kita sekarang makin ingin tahu, penasaran. Mereka belajar dan untuk perbandingan," paparnya.
Kopi luar, lanjutnya, juga untuk memperkaya ilmu. Kalau kopi luar lebih enak, ini bisa memicu petani kopi Indonesia, bagaimana caranya kopi lokal bisa lebih bagus dari itu. "Kalau kita nggak ngerti, nggak pernah nyobain kopi luar, cuma kopi Indonesia kita nggak tahu caranya bikin kopi lebih bagus. Berarti nggak bisa dong, karena tahunya kopi kita doang. Kalau tahu kopi luar seperti apa, kalau seumpamanya di luar lebih bagus kita bisa berusaha bagaimana caranya minimal menyamai kualitas mereka," tambahnya.
Sementara kopi lokal yang banyak dicari adalah kopi Papua. Karakteristik kopi Papua rasanya simbang, tidak terlalu asam, body bagus dan lebih manis kopinya. "Itu karakter yang disukai orang-orang," jelasnya.