REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Decaf atau kopi tanpa kafein ternyata tetap saja mengandung sejumlah kafein di dalamnya. Sebab, kopi tetaplah kopi yang sudah mengandung kafein sejak dari buahnya di perkebukan-perkebunan petani.
Laman foodandwine.com pada Rabu (4/9), menulis, meski berbagai metode dilakukan untuk membuat kopi tanpa kafein, tetapi unsur kafein tak bisa dihilangkan sepenuhnya. Terlepas dari berbagai metode yang digunakan untuk menipiskan kandungan kafein di setiap biji kopi, tapi "tak ada yang sempurna".
Menurut sejumlah penelitian ilmiah tentang kopi tanpa kafein, ternyata satu cangkir kopi tanpa kafein mengandung tujuh miligram kafein atau rata-rata lima miligram. Sebagai perbandingan, kopi biasa mengandung kafein 10 kali lipat dari itu atau bisa mencapai 100 miligram kafein untuk setiap cankirnya.
Kandungan kafein dalam kopi menjadi perhatian utama bagi penikmat kopi, namun memiliki masalah medis seperti insomnia, kecemasan, dan masalah hati tertentu. Sebab, bisa menimbulkan masalah pada kesehatan mereka.
Tetapi, bagi sebagian besar penikmat kopi, kandungan kafein tak menjadi soal bagi kesehatan mereka. Bahkan, kopi tak mempengaruhi sekali pola tidur mereka.
Meskipun kopi tanpa kafein tetap mengandung kafein, tapi tetaplah meminumnya. Berarti ada lebih banyak kopi dalam artian sebenarnya untuk kita semua.
Sementara laman cosmopolitan philipines menyebutkan, tak ada kopi yang 100 persen bebas kafein. William Ristenpart, profesor chemical engineering dari University of California Davis mengungkapkan, secara umum sulit melakukan pemisahan bahan kimia hingga mencapai 100 persen. "Hal ini juga berlaku dalam kafein atau biji kopi," katanya.