LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Industri teh Indonesia yang sempat lesu, berupaya bangkit kembali dari keterpurukan. Caranya melalui peningkatan kualitas dan kuantitas produksi teh serta promosi.
Ketua Dewan Pembina Asosiasi Teh Indonesia, Dr Wahyu, mengatakan National Tea Competition 2019 merupakan kompetisi teh tingkat nasional. Kompetisi ini pertama kali diselenggarakan di Indonesia. Tujuan dari kegiatan ini adalah memilih teh asal Indonesia terbaik untuk jenis Teh Hitam Orthodox, Teh Hitam CTC, Teh Hijau, Teh Putih, dan Teh Wangi.
Dia menjelaskan para peserta berasal dari 54 pabrik teh yang mengirimkan 89 sampel teh. Sampel tersebut akan dinilai tim independen yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri yang ahli dalam pengujian teh.
"Kami memberikan apresiasi kepada produsen teh yang mempunyai kualitas terbaik. Pemenangnya akan diikutsertakan dalam lomba teh tingkat dunia di Korea Selatan," ujarnya di Hotel Savoy Homann, Bandung, belum lama ini.
Dia menjelaskan tim penilai adalah tim independen yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri yang ahli dalam pengujian teh. Para peserta berasal dari 54 pabrik teh yang mengirimkan 89 sampel teh.
Selain kompetisi teh, kata dia, kegiatan ini juga menobatkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil beserta istri, yakni Atalia Praratya, serta Wakil Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan beserta istri, yakni Sonya Fatmala, menjadi Duta Teh Indonesia.
Penobatan ini diharapkan dapat meningkatkan citra teh Indonesia melalui berbagai kegiatan promosi dan edukasi kepada masyarakat. RK dan Hengky dipilih karena sebagai kepala daerah yang tergolong populer, khususnya di media sosial.
AYO BACA : Hengky Kurniawan Jadi Duta Teh Indonesia
"Kami ingin mempopulerkan teh menjadi minuman favorit masyarakat Indonesia," katanya.
Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Jawa Barat Dody Firman Nugraha mengatakan Jabar merupakan produsen teh terbesar di Indonesia. Lebih dari 70 persen luas area perkebunan teh secara nasional berada di Jabar.
Namun, kondisi lahan perkebunan teh terus berkurang, sekitar 1,7 persen per tahun akibat alih fungsi lahan atau alih komoditi. Saat ini, luas areal yang tercatat di data statistik perkebunan tahun 2018 sekitar 84.316 Ha.
Selain itu, kondisi teh saat ini mengalami beberapa kendala seperti penurunan produksi, ekspor berkurang, impor naik. Akibatnya, terjadi penurunan jumlah tenaga kerja dan keberlangsungan agribisnis terancam.
"Pemprov berupaya membangun kembali kejayaan teh Jabar. Di antaranya sosialisasi, promosi dan edukasi kepada masyarakat," katanya.
Selain itu, kata dia, Pemprov melalui Disbun Jabar melakukan penyebaran bibit teh berkualitas kepada para petani teh di Jabar. Bibit tersebut mampu memproduksi 20 persen lebih tinggi dan lebih tahan lama dibandingkan bibit biasa.
"Produksi dan kualitas teh terus didorong melalui inovasi maupun rekayasa genetika. Kami juga mengapresiasi kegiatan National Tea Competition 2019. Semoga dengan adanya event ini teh Indonesia khususnya di Jabar semakin maju," pungkasnya.
AYO BACA : Ridwan Kamil Pasarkan Teh Jawa Barat di Inggris