Rabu 12 Feb 2020 10:56 WIB

Chapaguri, Mi Korea yang Terkenal karena Film Parasite

Chapaguri adalah kombinasi dua jenis mi instan yang jadi makanan sehari-hari di Korea

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolanda
Halaman depan koran Korea Selatan mengabarkan kemenangan Film Parasite di Oscar 2020.
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Halaman depan koran Korea Selatan mengabarkan kemenangan Film Parasite di Oscar 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film Korea Selatan, Parasite, berhasil meraih empat penghargaan dalam ajang Academy Awards ke 92 akhir pekan lalu. Film ini semakin viral setelah meraih Oscar, bahkan resep salah satu makanan yang disajikan di film tersebut pun kini banyak beredar di internet dan Youtube.

Parasite menceritakan perbedaan kelas sosial antara keluarga Kim yang miskin dan keluarga Park yang kaya. Salah satu adegan yang memperlihatkan perbedaan kelas kedua keluarga adalah melalui mie instan.

Baca Juga

Adegan tersebut dimulai dengan keluarga Park berangkat untuk perjalanan berkemah. Namun di tengah jalan, mereka berbalik dan menuju rumah ketika hujan mulai turun. Dalam perjalanan pulang, Ny Park meminta pengurus rumah tangganya, Bibi Kim, menyiapkan semangkuk 'ram-don' untuk putranya yang masih kecil. Ia meminta ram-don sudah harus siap pada saat mereka tiba di rumah.

Bibi Kim menutup telepon dan bertanya-tanya apa itu 'ram-don'. Dalam kepanikan, dia mencampur dua jenis mie instan dan beberapa potong daging sirloin dan, secara ajaib, mie instan itu menjadi terlihat lebih baik.

Konsumen reguler masakan Korea secara umum mungkin bingung oleh adegan itu, namun itu adalah hal yang wajar. Istilah 'ram-don' diciptakan untuk film oleh penerjemah bahasa Darcy Paquet, karena nama asli Korea untuk hidangan, chapaguri yakni kombinasi dari dua jenis mie instan, terlalu sulit untuk diterjemahkan oleh penonton yang berbahasa Inggris. Paquet mengira bahwa para penonton mungkin akan akrab dengan 'ramen' dan 'udon' dan karenanya dia menggabungkan keduanya.

Menurut profesor sejarah Korea dan studi Asia Timur di UCLA, Dr Jennifer Jung-Kim, chapaguri biasanya merupakan kombinasi dari dua produk mie dari pabrikan Korea Nongshim: Chapagetti, mie ramen jajang yang terinspirasi dari China, dan Neoguri, udon Jepang yang dibumbui kaldu seafood Korea yang pedas. 

Dilansir MSN, Selasa (11/2) dijelaskan, munculnya produk Nongshim pada tahun 1982, Neoguri, adalah cara orang Korea yang sakit hati dapat menerima kembali, dan dengan demikian secara terbuka menikmati mie Jepang. Nongshim lebih jauh membedakan ramyeon Korea dari ramen Jepang pada 1970-an.

Menurut Dr Jung-Kim, dengan perang perdagangan Korea-Jepang sekarang, produk-produk Jepang sangat tidak populer dan banyak pasar telah menarik barang-barang Jepang dari rak mereka.

"Dan sebagian besar orang Korea lebih menyukai mi Korea bahkan sebelum perang, karena citarasa mereka yang lebih kuat," ia menyimpulkan, merujuk pada jchampo dan jajang gochugaru dan chunjang.

Tetap saja, meskipun Ny Park meminta chapaguri dan menyebutnya dengan nama aslinya, hidangan yang muncul di Parasite masih terlihat sedikit berbeda dan lebih mewah dari biasanya.  Meskipun chapaguri terkenal dan banyak dikonsumsi di Korea, Dr Jung-Kim menjelaskan chapaguri lebih merupakan makanan hemat yang murah daripada yang lainnya. Dalam film tersebut, permintaan Ny Park agar mie diberi daging sapi berkualitas tinggi membuatnya melebihi camilan tengah malam rata-rata orang Korea.

Apa yang membuat versi keluarga Park berbeda adalah mereka memasukkan Hanu (daging sapi premium Korea) yang merupakan dua kali lipat harga daging sapi yang diimpor dari Australia atau AS. Jung-Kim menyesal bahwa istilah sirloin digunakan dalam terjemahan bahasa Inggris, yang gagal mencerminkan pentingnya Ny Park yang menyebut Hanu secara khusus. 

"Bong Joon-ho mengatakan keluarga Park memasukkan daging sapi Korea premium. Bahwa keluarga dapat dengan santai menggunakan Hanu dalam hidangan biasa seperti mi instan menunjukkan berapa banyak uang yang mereka miliki," jelas Dr. Jung-Kim.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement