Sabtu 03 Feb 2018 13:15 WIB

Jangan Ucapkan 9 Kalimat Ini kepada yang Tersayang (1)

Kesalahan berkomunikasi sering terjadi dengan orang-orang tersayang.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Suami istri bertengkar/ilustrasi
Foto: moneycrasher.com
Suami istri bertengkar/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesalahan berkomunikasi sering terjadi dalam berbagai hubungan, apakah itu hubungan suami istri, pasangan kekasih, ayah anak, ibu anak, atau menantu mertua. Pemilihan kalimat sangat penting dan bisa memengaruhi kelanjutan hubungan.

ROLers, hindari mengucapkan sembilan frase kalimat berikut kepada orang-orang yang Anda sayang, dilansir dari Reader's Digest, Sabtu (3/2).

'Aku membencimu."

Ada banyak alasan ikatan ibu dan anak begitu istimewa. Anda mungkin marah dan enggan melihat wajah ibu sendiri, tapi jangan pernah mengatakan Anda membencinya.

Konselor klinis profesional berlisensi, Kristie Overstreet mengatakan jika tiga kata ini adalah kalimat terakhir yang Anda ungkapkan pada ibu, Anda akan sulit memaafkan diri sendiri.

"Anda tak akan pernah tahu kapan terakhir kali Anda berbicara dan melihat ibu Anda. Gigit lidah Anda, atau tarik napas dalam-dalam jika terlintas ingin mengucapkan kalimat ini. Tiga kata ini hanya akan menghantui sisa hidup Anda," kata Overstreet.

"Ibu sudah pernah bilang ini sebelumnya."

Konselor hubungan dan penulis, Stacey Laura Lloyd menyebutkan dengan mengatakan hal demikian pada ibu Anda, Anda akan tampak kasar dan tidak sopan, bahkan menyiratkan ibu Anda bermasalah dengan ingatan. Alhasil, Anda jangan kaget jika ibu menanggapi dengan kasar, marah, atau ketus.

"Kita semua pernah mengatakan hal sama lebih dari sekali. Tapi, jangan kehilangan kesabaran Anda saat ibu Anda melakukannya. Sebagai gantinya, cobalah menenangkannya atau berpura-pura Anda baru kali itu mendengarnya," kata Lloyd.

photo
Ayah dan anak

"Ayah pasti tak sabar mau kerja lagi."

Kalimat di atas menyiratkan Anda menilai ayah Anda lebih nyaman di kantor dari pada dengan anak cucunya. Ayah Anda pastinya lebih suka menghabiskan waktu dengan keluarga dan bermanja-manja dengan anak cucunya. Akan tetapi, harga diri dan ego pria didorong oleh kesuksesan kariernya.

Pakar kencan online yang juga CEO Cyber-Dating Expert, Julie Spira mengatakan mayoritas pria memang sulit menyeimbangkan kehidupan karier dan keluarganya. Cobalah untuk tidak membuat ayah Anda merasa bersalah karena waktunya lebih banyak untuk pekerjaan ketimbang keluarga.

"Saya yakin pria manapun pada dasarnya lebih suka bermain lego ketimbang memproses laporan keuangan di kantor. Sebagai gantinya, katakan pada ayah Anda betapa senangnya Anda bisa bersamanya walau sebentar," kata Spira.

 "Coba panggil ibu dan tanya pendapatnya."

Seorang ayah bisa membuat keputusan untuk keluarga sendiri. Ada kalanya ayah yang memutuskan, dan lain waktu ibu yang melakukannya. Ketika ayah ragu, jangan buru-buru menyerahkan keputusan akhir pada ibu.

"Jika dia (ayah) ingin memanggil ibu Anda atau istrinya untuk menanyakan sereal apa yang sebaiknya dibeli di supermarket, dia pasti akan melakukannya. Jika tidak, biarkan dia memutuskan. Jangan membuat ayah merasa tak bisa mengambil keputusan untuk hal kecil seperti itu," kata Spira.

Pakar hubungan dan penulis 8 Steps to a Sizzling Marriage, Gilda Carle mengatakan membiarkan ayah mengambil keputusan ketika dia menawarkan bantuan menunjukkan bahwa Anda menghormatinya sebagai orang tua. Ini juga menghilangkan tekanan bagi ibu yang seolah selalu memikirkan seluruh aspek dalam keluarga.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement