Kamis 15 Feb 2018 14:25 WIB

Benarkah Semakin Tua Seseorang, Selera Humor Kian Berkurang?

Menurunnya selera humor pada orang tua terkait dengan kepribadian yang konservatif.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Winda Destiana Putri
Dua perempuan lanjut usia di panti jompo Tokyo, Jepang. Ilustrasi
Foto: AP
Dua perempuan lanjut usia di panti jompo Tokyo, Jepang. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Inggris, Richard Wiseman baru-baru ini melakukan studi terbesar sepanjang sejarah. Dia membuat situs web supaya orang-orang memberitahukan lelucon favorit mereka.

Wiseman kemudian menggunakan berbagai postingan humor ini untuk memprediksi kepribadian seseorang. Ia mencontohkan orang Inggris menyukai humor yang tak masuk akal.

Orang Amerika suka lelucon agresif. Orang Jerman memiliki selera humor tinggi, sehingga mereka mudah terpancing lelucon sesederhana apapun.

Dilansir dari Psychology Today, Kamis (15/2), seiring bertambahnya usia, lelucon seseorang semakin masuk akal, sehingga tidak menghasilkan respon baik, seperti tertawa, malah terkesan garing. Mengapa ini bisa terjadi? Jawabannya karena semakin tua seseorang, semakin orang tersebut kurang fleksibel, dan tingkat kesabarannya juga berkurang.

Menurunnya selera humor pada orang tua terkait dengan kepribadian yang konservatif. Semakin bertambah usia, seseorang cenderung berpandangan lebih konservatif.

Banyak penelitian menyebutkan tertawa bisa meningkatkan kesehatan jantung, sistem kekebalan tubuh, bahkan kesehatan mental. Humor yang absurd mungkin bisa menjadi latihan terbaik bagi mereka yang sudah lansia untuk mengaktifkan kembali otak-otak mereka.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement