REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berutang seakan sesuatu yang tidak aneh lagi bagi beberapa orang. Namun jika sejak remaja sudah dibiasakan untuk berutang, maka itu akan menjadi tanda bahaya.
"Yang paling penting jika Anda melihat anak Anda berutang pada temannya, itu sudah bahaya besar," ujar perencana keuangan Pandji Harsanto.
Orang tua seharusnya sudah memberi pemahaman tentang pengelolaan uang sejak dini. Jangan sampai memberikan kesempatan untuk anak berutang, meski pada temannya sendiri.
Pandji mengatakan, jika memang anak berhutang, maka dorong untuk anak bisa membayarnya. Disarankan, biarkan anak membayar dengan cicilan tidak lebih dari 30 persen uang jajan yang didapatnya.
Pemahaman tentang pengelolaan uang ini, menurut Pandji, memang penting untuk menghindari perilaku berutang. Karena remaja perlu memahami kehidupannya ke depan tidak akan produktif jika sudah memiliki kebiasaan berutang.
Sebaliknya remaja yang melek keuangan akan memiliki banyak peluang yang sangat positif. Mereka akan memiliki tujuan hidup dan bagaimana bisa mencapai tersebut. Salah satunya dengan belajar menabung dan berinvestasi.
"Remaja yang sudah bisa menghasilkan uang sendiri, mereka tidak hanya menggunakan uang untuk dikonsumsi. Namun, ada yang disimpan bahkan diinvestasikan untuk masa depan dan tujuan hidupnya," ujar Pandji.