Senin 23 Jul 2018 17:11 WIB

Perempuan Sembunyikan Tingginya Penghasilan Dalam Survei

Konsep pernikahan dimana suami menjadi penyedia keuangan pengaruhi laporan

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pasangan suami istri.
Foto: Pixabay
Pasangan suami istri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah wanita menikah yang menghasilkan lebih banyak uang daripada suami mereka terus meningkat.Tetapi sebuah penelitian baru menemukan banyak pasangan akan lebih memilih menyembunyikan fakta itu.

Para peneliti menganalisis data biro sensus dan menemukan kedua pasangan membuat laporan yang salah dalam survei sensus. Survei sensus ini tentang berapa banyak penghasilan yang dihasilkan oleh mereka.

Dalam kasus ini, kedua pasangan cenderung melebih-lebihkan penghasilan suami dan mengecilkan penghasilan istri. Marta Murray-Close dan Misty Heggeness menulis, seperti yang dikutip dari CNN, Senin (23/7), para suami yang berpenghasilan lebih rendah dari pada istri mereka melaporkan pendapatan mereka menjadi 2,9 persen lebih tinggi dari yang ada di pajak mereka.

Namun, para peneliti ini menemukan para istri meningkatkan penghasilan suami mereka bahkan melebihi penghasilan sebenarnya milik suami. Ketika datang melaporkan pendapatan istri, yang terjadi adalah sebaliknya.

Menurut Murray-Close, ada penjelasan psikososial untuk perilaku tersebut. Peneliti survey telah lama mengetahui keinginan orang untuk menampilkan citra positif. Ini dapat menyebabkan mereka mengecilkan perilaku yang tidak diinginkan dan melebih-lebihkan perilaku yang diinginkan secara sosial.

“Beberapa orang yang memberikan jawaban tidak akurat pada survei mungkin tahu mereka mendistorsi kebenaran, tetapi banyak orang mungkin melakukannya secara tidak sadar,” ujar Murray-Close.

Para peneliti mengatakan temuan menunjukkan bagaimana norma masyarakat telah meresap dalam diri masing-masing orang. Konsep pernikahan dimana suami sebagai penyedia keuangan utama mempengaruhi bagaimana keluarga melaporkan diri pada survei.

“Temuan kami menunjukkan norma-norma dan harapan sosial belum sepenuhnya berhasil dengan pekerjaan kontemporer dan pengaturan keluarga,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement