Senin 10 Sep 2018 12:40 WIB

Asah Bakat Seni Anak dengan Metode Montessori

Montessori membebaskan anak usia 6 tahun ke atas untuk berkreasi

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Balita bermain alat peraga metode montessori (ilustrasi)
Foto: istimewa
Balita bermain alat peraga metode montessori (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Montessori mejadi salah satu metode yang diterapkan oleh banyak sekolah dalam membangun karakter mandiri pada anak. Di kota besar seperti Jakarta, sekolah dengan metode ini sudah menjamur dan cukup mudah ditemukan.

Menurut Elvina Lim Kusumo selaku pendiri IndonesiaMontessori.Com (IMC), pada dasarnya orangtua bisa menerapkan sendiri metode ini di rumah. Salah satunya dalam mengasah bakat seni anak. 

Montessori sendiri adalah metode yang menekankan kesadaran untuk berkreasi secara kreatif. "Berikan kesempatan anak berkreasi sendiri tidak selalu mengikuti contoh orangtua. Anak akan banyak belajar saat dia diberi kesempatan bereksplorasi," kata Elvina, saat ditemui Ahad (9/9).

Mengasah bakat seni anak dengan metode montessori dimulai dengan menyiapkan lingkungan. Misal orangtua bisa mendedikasikan ruangan atau sudut yang kondusif untuk anak. 

Agar anak mandiri, orangtua sebaiknya menyediakan rak yang bisa diakses sendiri oleh anak tanpa meminta bantuan. Kemudian, orangtua juga perlu menyediakan barang barang yang seukuran dengan anak misal sendok, gelas piring atau gunting. 

"Ini penting untuk mengajarkan anak percaya diri dan mengukur kemampuan anak melakukan pekerjaannya sendiri," jelas Elvina.

Metode montessori membebaskan anak berkegiatan di meja ataupun di lantai sebab anak berusia di bawah 6 tahun akan sulit untuk diam dalam waktu lama. Orangtua perlu memahami hal tersebut sebagai sesuatu yang wajar karena merupakan bagian dari tahapan pertumbuhan anak.

Untuk membantu menginspirasi anak, orangtua bisa mengenalkan anak dengan seniman terkenal dan mengajak melihat karyanya langsung ke museum seni. Dengan berkunjung ke museum seni wawasan anak dengan berbagai istilah seni juga akan bertambah.

Saat berperan sebagai fasilitator, orangtua harus membatasi kata-kata atau arahan ketika memberi contoh suatu teknik. Ini bertujuan untuk meningkatkan kefokusan anak serta anak menjadi lebih kreatif dalam bereksplorasi. 

Agar anak bersemangat mengasah bakat seninya, orangtua harus memberikan apresiasi terhadap karya yang dibuat anak. Apresiasi ini bisa dengan memajang hasil karya anak di area khusus seni di rumah. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement