Rabu 12 Sep 2018 10:47 WIB

Kecanduan Gawai Picu Pseudo-Autisme di Anak

Gawai bisa menyebabkan gangguan keterampilan sosial pada anak.

Rep: Nora Azizah/ Red: Indira Rezkisari
Anak bermain dengan gawai.
Foto: Pixabay
Anak bermain dengan gawai.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Memberikan anak gawai pada anak bisa memicu autisme. Laporan dari Malay Mail mengatakan, memberikan anak-anak gawai dari usai satu sampai enam tahun berdampak buruk bagi mereka.

Gawai yang diberikan, seperti ponsel pintar, kemudian tanpa mengontrol pemakaiannya bisa membuat anak rentan terhadap gangguan mental dan 'Pseudo-Autism'.

Baca Juga

Spesialis Pendidikan Anak Usia Dini Dr Putri Afzan Maria Zulkifli menjelaskan, Pseudo Autisme mirip dengan autisme. Gangguan tersebut menyebabkan anak-anak tidak memiliki keterampilan sosial di dalam kehidupannya. Anak-anak juga cenderung menghabiskan terlalu banyak waktu bermain gawai dan menonton televisi.

"Usia satu sampai enam tahun merupakan masa kritis dalam perkembangan neuron anak," ujar Maria. Saat mereka mendapatkan kurangnya aktivitas fisik dan interaksi, hal tersebut akan menghambat pertumbuhan otak anak yang berkembang hampir 90 persen pada usia tersebut.

Maria juga menjelaskan, neruron yang tidak sepenuhnya dikembangkan atau dimanfaatkan akan mati. Dengan demikian kondisi tersebut bisa menciptakan berbagai komplikasi bagi anak.

Kemudian selain Pseudo-Autisme, komplikasi lain dapat terjadi termasuk kegagalan berpikir dengan bijaksana. Anak juga tidak mempunyai pikiran kreatif, tidak mampu berinteraksi dengan baik, serta menghambat perkembangan emosi dan kecerdasan otak.

Ia menganjurkan orang tua mengontrol penggunaan gawai anak. Orang tua juga diminta membantu anak dengan mendorong anak beraktivitas sesuai usianya. Langkah ini dipandang lebih cocok untuk menstimulasi perkembangan syaraf anak, termasuk perkembangan emosional dan intelektualnya.

"Orang tua masih bisa memperbolehkan anak menggunakan gawai, tapi hanya untuk satu jam per hari untuk anak usia satu sampai tiga tahun. Dan, maksimum dua jam untuk anak usia empat sampai tujuh," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement