Kamis 20 Sep 2018 09:13 WIB

Dunia Digital Picu Anak Hiperaktif?

Terapkan batasan terhadap aktivitas anak mengakses perangkat dan konten digital.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Anak menonton televisi (ilustrasi)
Foto: safebee
Anak menonton televisi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- The American Medical Assocation menerbitkan jurnal hasil studi yang menghubungkan interaksi anak dengan media digital dan kaitannya dengan perkembangan gejala attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). ADHD salah satu gangguan di mana anak cenderung kurang fokus, impulsif, dan hiperaktif.

Peneliti menemukan remaja yang berinteraksi dengan lebih dari 14 situs media berbeda per pekan mulai mengembangkan gejala ADHD. Jumlah waktu anak mengakses layar bisa menguntungkan sekaligus merugikan anak bergantung lamanya. Misalnya menonton video edukasi tentang konsep matematika sulit jelas berbeda dengan menonton film-film animasi atau bermain video gim terbaru.

The American Academy of Pediatrics pada 2016 menetapkan panduan tentang waktu anak mengakses layar dan itu jelas dilarang bagi anak di bawah usia lima tahun. Balita yang dibiarkan mengakses layar pada usia dini berimplikasi negatif pada kesehatannya. Kalau pun mereka meminta melihat ponsel atau tablet, wajib didampingin orang tua supaya tetap ada komunikasi dua arah.

Khusus anak usia sekolah dan remaja, langkah pertama adalah menyadari apa yang mereka tonton. Pastikan situs dan laman terlarang tidak bisa diakses. Periksa filter priasi di perangkat digital rumah Anda.

Tetapkan batasan, misalnya Anda membolehkan anak bermain video gim setelah pekerjaan rumah selesai. Lakukan panggilan video jarak jauh dengan keluarga, seperti kakek dan nenek untuk memperkuat ikatan dan jarak yang memisahkan. Perlu diingat, akses media digital tidak boleh mengganggu aktivitas utama, seperti jam tidur dan olah raga.

Dilansir dari US News, Kamis (20/9), terapkan zona bebas ponsel, seperti meja makan dan kamar tidur. Luangkan waktu untuk kegiatan non-layar, seperti bermain catur atau kartu bersama keluarga.

Yang terpenting, matikan seluruh perangkat media setidaknya 30 menit sebelum tidur. Beralihlah ke hiburan lain, seperti membaca buku atau bersantai.

Pastikan ponsel dan  tablet disimpan jauh dari kamar anak agar istirahat mereka tidak terganggu dengan panggilan telepon atau pesan larut malam. Studi menunjukkan cahaya biru ponsel mengganggu ritme biologis anak ketika tidur.

Waspadai tanda-tanda awal anak ADHD, seperti anak tidak mampu menolerir kebosanan, gangguan, dan gelisah. Jika ini terjadi, bersiapkan menetapkan batasan baku untuk penggunaan media digital.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement