Selasa 25 Sep 2018 18:41 WIB

Jutaan Anak Indonesia Main Medsos, Ini Saran Pemerhati

orang tua perlu memberi pemahaman literasi digital bagi anak-anak

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Anak bermain dengan gawai.
Foto: Flickr
Anak bermain dengan gawai.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Jutaan pelajar di Indonesia saat ini aktif menggunakan media sosial. Karenanya, dibutuhkan pengawasan agar mereka menggunakan fasilitas internet untuk hal yang positif.

Hal tersebut diungkapkan Koordinator Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Wilayah 10, Suwandi, saat Seminar Smart School Online, di Kota Cirebon, Selasa (25/9). "Jumlah pelajar di Indonesia saat ini sekitar 49 juta orang. Dari jumlah itu, 68 persennya aktif menggunakan media sosial," kata Suwandi.

Suwandi mengungkapkan, fakta tersebut harus menjadi perhatian semua pihak, terutama  orang tua dan guru. Mereka harus terus mengarahkan dan mengawasi anak-anak dalam penggunaan media sosial. Pasalnya, penyalahgunaan media sosial setiap tahunnya semakin meningkat.

"Berikan pemahaman kepada anak-anak kita bagaimana cara cerdas dalam menggunakan teknologi digital saat ini," tegas Suwandi.

Sementara itu, dalam kegiatan Seminar Smart School Online tersebut para pesertanya dibagi dalam tiga kelompok kelas. Setiap kelompok terdiri dari 50 orang pelajar. 

Masing-masing kelompok kelas itu membahas permasalahan mengenai Warganet Cerdas Zaman Now, Aku Netizen Unggul, dan Yuk Berekspresi, Cegah Eksploitasi.

Direktur Information Communication Technologi (ICT) Watch, Widuri, berharap, kegiatan itu bisa mengantisipasi penyalahgunaan teknologi di kalangan anak-anak usia sekolah. Kegiatan itu juga dimaksudkan untuk memberikan pemahaman literasi digital bagi anak-anak muda.

"Kegiatan ini untuk memberikan pemahaman cara penggunaan internet yang sehat dan cerdas," ujar Widuri.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Jaja Sulaeman, menyambut baik adanya seminar tersebut. "Pelajar kita harus bisa menyesuaikan dan menggunakan teknologi digital ke arah yang positif, terutama untuk membantu mereka dalam menuntut ilmu," ungkap Jaja. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement