Senin 01 Oct 2018 15:54 WIB

Kurang Tidur Sebabkan Krisis Kesehatan pada Anak

Kondisi ditinggal orang tua bekerja menyebabkan anak mengalami kurang tidur

Rep: Nora Azizah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ilustrasi Anak Laki Laki Sedang Tidur
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Ilustrasi Anak Laki Laki Sedang Tidur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan anak dan remaja diklaim tengah menghadapi krisis tidur. Laman The Guardian melaporkan, hal tersebut terjadi seiring dengan jumlah perawatan anak di rumah sakit. Mereka mengalami gangguan tidur dan angkanya meningkat tajam dalam enam tahun terakhir.

Statistik NHS Inggris menunjukkan penerimaan gangguan tidur untuk anak di bawah usia 16 tahun meningkat. Para ahli menggambarkan masalah ini sebagai bencana kesehatan masyarakat yang tersembunyi. Lonjakan tersebut juga sejalan dengan meningkatnya angka obesitas.

Para ahli menyebutkan, angka gangguan tidur meningkat akibat penggunaan media sosial yang berlebihan sebelum tidur. Akibatnya, krisis kesehatan mental melanda orang-orang muda. The Guardian menganalisis data dari NHS Digital bahwa informasi nasional dan mitra teknologi untuk sistem perawatan kesehatan di Inggris tengah mengalami gangguan.

Dari hasil analisis tersebut menyatakan, diagnosis utama gangguan tidur di antara para anak muda yang berusia 16 tahun ke bawah meningkat dari sekitar 6 ribu orang ada 2012-2013 menjadi lebih dari 9 ribu hingga tahun lalu. "Masalah tidur merupakan masalah besar, ini krisis bagi kesehatan publik," kata Konsultan Tidur Anak dari The Sleep Sanctuary Rachael Taylor.

Rachael menjelaskan, ada banyak kecemasan tidur yang didiagnosis saat ini. Rata-rata anak-anak yang mengalami gangguan tidur akan mudah merasa cemas. Sebuah klinik tidur di London, Milipond Sleep Clinic, mencatat bahwa pada tahun lalu telah terjadi peningkatan hingga 30 persen dalam rujukan terkait kecemasan masalah tidur pada anak-anak usia sekolah.

Pihak klinik kemudian memberikan resep obat untuk melatonin, yakni hormon yang diproduksi tubuh secara alami sebagai reaksi terhadap rasa kantuk yang membantu untuk tidur. Peningkatan masalah tidur snagat bergantung pada kecemasan. Misalnya, tekanan di sekolah, teman sebaya, hingga di dunia media sosial. 

Pendiri NHS Doncaster Vicki Dawson mengatakan, pihaknya kewalahan menangani keluarga yang meminta bantuan. "Kami melihat bahwa anak-anak mengalami gangguan tidur karena orang tua yang bekerja," ujar Dawson.

Kondisi ditinggal orang tua yang bekerja menyebabkan anak memiliki jam tidur lebih lambat. Padahal, rutinitas tidur yang baik menjadi kunci mendukung pola tidur yang lebih baik.

Konsumsi makanan juga berpengaruh terhadap gangguan tidur. Anak-anak yang mempunyai masalah tidur kebanyakan mengonsumsi gula dan minuman berenergi untuk mencoba mengompensasi kekurangan tidur yang dialami. Hal tersebut berdampak pada tidur mereka di malam hari. 

Berdasarkan data, pasien yang datang ke rumah sakit rata-rata mengidap sleep apnea atau gangguan serius yang terjadi ketika pernapasan terganggu di malam hari. Angka pengidap mencapai lebih dari 8 ribu anak. Kemudian hingga saat ii terdapat sekitar 124 juta anak yang mengalami obesitas di seluruh dunia. Angka tersebut meningkat 10 kali lipat selama empat dekade.

Banyak orang menyepelekan tidur. Padahal tidur memegang peran penting untuk kesehatan di masa depan. Mereka yang mengalami kurang tidur kronis bisa mengidap Alzheimer dengan mudah di hari tua. Tidur ibarat proses istirahat bagi otak dan tubuh. Apabila terganggu selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan maka akan menimbulkan masalah jauh lebih besar. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement