REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seberapa berpengaruh ponsel pintar terhadap keharmonisan keluarga? Menurut studi terbaru, penggunaan ponsel pintar memicu pertengkaran dan adu argumen di meja makan pada lima dari 10 keluarga di Inggris yang diteliti.
Studi tersebut digagas Common Sense Media terhadap 1.200 orang tua serta anak berusia 13 hingga 17 tahun. Setengah dari orang tua dan remaja mengakui bahwa mereka terganggu oleh ponsel, sekaligus tidak bisa lepas darinya.
Sebagian besar keluarga mengatakan sudah ada aturan penggunaan ponsel di rumah, seperti larangan akses saat makan atau jelang tidur. Namun, 70 persen keluarga mengatakan aturan itu tetap dilanggar dan 17 persen pelanggaran dilakukan orang tua.
Melansir laman Telegraph, orang tua maupun anak saling mengkritisi penggunaan ponsel satu sama lain. Dua pertiga orang tua mengatakan anak remaja terlalu banyak berponsel, sementara 29 persen anak mengatakan sebaliknya.
Sepertiga orang tua mengatakan penggunaan ponsel mengganggu percakapan intim keluarga dan 28 persen mengatakan kebiasaan itu mengganggu jam makan. Seperlima mengatakan penggunaan telepon menyebabkan pertengkaran setidaknya sekali sehari.
Dengan kondisi itu, orang tua maupun remaja masih tetap kecanduan gawai. Lebih dari separuh orang tua dan sebanyak dua pertiga remaja hampir selalu merasa perlu untuk segera menanggapi SMS, pesan media sosial, dan pemberitahuan lainnya.
Willow Bay, dekan di USC Annenberg School for Communication and Journalism, mengatakan perlunya penanganan hal tersebut. Setiap ada konflik, orang tua dan anak perlu menyadari manfaat dari perangkat teknologi untuk meningkatkan hubungan.
"Orang tua harus menemukan cara untuk mengintegrasikan gawai ke dalam hidupnya maupun kehidupan anak-anak. Jangan tenggelam dalam teknologi, bantulah remaja mengelola perangkat seluler dan media sosial," kata Bay.