Ahad 14 Oct 2018 05:04 WIB

Tempat Publik, Tempat Paling tak Aman Buat Remaja Perempuan

Anak perempuan menyaksikan kekerasan verbal dan seksual di tempat publik.

Rep: Christiyaningsih/ Red: Ratna Puspita
Guru dan siswa mengikuti kampanye anti kekerasan anak dalam Deklarasi Anti Bullying di SMPN 6 Klaten, Jawa Tengah, Kamis (7/12).
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Guru dan siswa mengikuti kampanye anti kekerasan anak dalam Deklarasi Anti Bullying di SMPN 6 Klaten, Jawa Tengah, Kamis (7/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei yang dilakukan Yayasan Plan Indonesia dan U Report menemukan ternyata tempat publik dinilai sebagai tempat paling tidak aman bagi anak-anak perempuan berusia 15 sampai 17 tahun di Indonesia. Survei yang dilakukan pada September 2018 dengan melibatkan 1.300 responden itu menyatakan sekolah sebagai tempat paling aman. 

"Anak perempuan merasa tidak nyaman di tempat publik karena mereka menyaksikan kekerasan baik verbal maupun seksual," kata Direktur Program Yayasan Plan Indonesia Dwi Yuliawati di Jakarta, pada Sabtu (13/10).

Dwi mencontohkan salah satu jawaban responden yang menyatakan dirinya tidak nyaman berjalan di trotoar karena rawan mengalami catcalling. Catcalling adalah istilah dipanggil-panggil atau digoda ketika sedang di jalan. 

Panggilan-panggilan yang mungkin hanya dianggap keisengan tersebut rupanya membekas di hati anak-anak perempuan. Karena itu, mereka merasa tidak aman ketika sedang berjalan di tempat umum. 

Transportasi publik seperti kereta api juga termasuk yang dinilai responden sebagai tempat yang tidak aman. Alasannya hampir senada. Gerbong yang bercampur antara laki-laki dan perempuan dianggap sebagai tempat yang membuka celah untuk terjadinya pelecehan terhadap perempuan. 

Komisaris PT KAI Suhono Harso Supangkat mengatakan PT KAI berusaha menciptakan kenyamanan dengan membuat gerbong khusus perempuan. "Adanya dua gerbong khusus perempuan dalam satu rangkaian Kereta Rel Listrik merupakan bentuk perlindungan PT KAI terhadap perempuan," jelasnya. 

Kendati demikian, ia tak memungkiri masih banyak kekurangan di sana sini yang membuat penumpang perempuan masih merasa tidak nyaman. Ke depan ia berjanji konsep layanan PT KAI akan semakin mengedepankan kenyamanan, keamanan, kemudahan, dan kesetaraan bagi semua penumpangnya. 

Survei ini melibatkan 1.300 responden. Seluruh responden adalah anak-anak perempuan Indonesia berusia 15 sampai 17 tahun. 

Survei tak hanya menyasar anak-anak yang tinggal di kota. Sebanyak 38 persen responden adalah anak-anak perempuan yang tinggal di perdesaan. 

Dalam survei itu, responden diminta menilai mana tempat paling aman dan paling tidak aman menurut pandangan mereka. Pilihan tema ini terkait dengan Hari Anak Perempuan Internasional (International Day of the Girl/IDG) yang diperingati 11 Oktober setiap tahunnya. Tahun ini IDG mengangkat tema 'Kota Aman untuk Anak Perempuan'.  

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement