Kamis 13 Dec 2018 07:36 WIB

Beda Mendongeng dan Membaca Nyaring

Anak mendapatkan dua pengetahuan ketika orang tua membacakan cerita padanya.

Mendongeng kepada anak merupakan kebiasaan baik yang perlu dilakukan rutin oleh orang tua.
Foto: Antara
Mendongeng kepada anak merupakan kebiasaan baik yang perlu dilakukan rutin oleh orang tua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mendongeng dan membaca nyaring adalah aktivitas yang sangat disarankan para ahli untuk orang tua dengan buah hati. Penerjemah buku Read Aloud, Rossie Setiawan mengatakan ada perbedaan mencolok antara mendongeng dan membaca nyaring.

"Mendongeng biasanya tidak menggunakan buku, tetapi membaca nyaring itu memakai buku," kata Rossie di gelar wicara "Mempererat Ikatan Ibu dan Anak dengan Metode Read Aloud", Jakarta, Rabu (12/12).

Rossie mengatakan anak mendapatkan dua pengetahuan ketika orang tua membacakan cerita padanya, berupa huruf dan bunyi. Bercerita pada anak adalah cara mengembangkan kemampuan otaknya yang sedang berkembang, yakni lewat rangsangan berupa kata-kata.

Proses ini juga dapat membangun ketertarikan anak pada buku. Ketika melihat dia dan orang tua bisa bersenang-senang dengan buku, anak lama-kelamaan akan gemar membaca setelah memahami banyak kosa kata.

Sama seperti mendongeng, sebaiknya orang tua menyampaikan cerita secara ekspresif. Mainkan intonasi agar cerita tidak membosankan, bila perlu gunakan beberapa suara yang berbeda untuk setiap karakter.

"Disarankan gunakan tanda baca yang ada, jadi anak tahu bagaimana intonasi bertanya ketika ada tanda tanya, harus berhenti sejenak ketika ada tanda koma dan harus berhenti saat bertemu tanda titik. Ini adalah salah satu cara mengajari anak cara membaca," ujar dia.

Manfaat lain yang tak kalah berharga adalah mempererat hubungan dengan anak. Mendengar suara orang tua, melihat ekspresi anak ketika terpesona dengan cerita, dan kontak fisik selama proses bercerita adalah proses memperkuat ikatan antara orang tua dan anak.

Membacakan cerita secara nyaring untuk anak bisa dilakukan kapan pun, yang pasti seluruh fokus harus dicurahkan untuk kegiatan tersebut sehingga tercipta waktu berkualitas bersama anak. Tidak perlu waktu terlalu lama dalam bercerita, selama orang tua bisa berkomitmen menjadikan hal itu sebagai rutinitas. Orang tua yang banyak menghabiskan waktu untuk bekerja di luar rumah juga bisa mempraktikkannya.

"(Selama) 10 menit sehari, tapi rutin," kata Rossie soal durasi bercerita.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement