Rabu 19 Dec 2018 08:51 WIB

Siswa Banyak PR Lebih Rentan Stres

Studi ungkap siswa dengan tidur cukup lebih berprestasi secara akademis.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Anak mengerjakan pekerjaan rumah dari sekolah.
Foto: Flickr
Anak mengerjakan pekerjaan rumah dari sekolah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pekerjaan rumah adalah kutukan dari setiap siswa yang masih di bangku sekolah. Setelah duduk berjam-jam di sekolah, ketika pulang mereka masih harus menghadapi gunungan PR. Apakah ada efeknya?

Para pendidik mengatakan, latihan ini memperkuat apa yang dipelajari para siswa ketika di sekolah. Sementara yang lain berpendapat latihan itu memberi tekanan yang tidak perlu pada anak-anak dan orang tua.

Menurut sebuah penelitian baru yang dilakukan oleh Better Sleep Council, stres dari PR adalah sumber frustrasi terbesar untuk remaja. Sebanyak 74 persen dari mereka yang disurvei merasa stres dengan hal itu, lebih besar dari  dari harga diri (51 persen) orang tua (45 persen), dan perisakan (15 persen).

Pekerjaan rumah menghabiskan sebagian besar waktu. Sekitar lebih dari 15 jam per pekan dengan sekitar sepertiga dari remaja melaporkan itu lebih dari 20 jam per pekan untuk mengerjakan PR.

Stres dan PR yang berlebihan membuat waktu tidur pun berkurang. Menurut survei, 57 persen remaja mengatakan tidak cukup tidur, dengan 67 melaporkan hanya mendapatkan lima hingga tujuh jam semalam. Jumlah waktu tidur itu jauh dari rekomendasi delapan sampai sepuluh jam per hari.

BSC mengatakan, penelitian mereka menunjukkan ketika remaja merasa lebih tertekan, kualitas dan kuantitas tidur pun buruk. Mereka tidur lebih lama, bangun lebih awal, dan mengalami lebih banyak masalah.

"Kami menemukan para remaja mengalami siklus ini di mana mereka mengorbankan tidur mereka untuk menghabiskan waktu ekstra pada pekerjaan rumah, yang memberi mereka lebih banyak tekanan, namun mereka tidak mendapatkan nilai yang lebih baik,” kata Wakil Presiden Pemasaran dan Komunikasi untuk BSC Mary Helen Rogers, dikutip dari People, Rabu (19/12).

Temuan menarik lainnya dari penelitian ini adalah siswa yang pergi tidur lebih awal dan bangun lebih awal melakukan lebih baik secara akademis daripada mereka yang begadang. Bahkan ketika siswa yang begadang itu menghabiskan waktu untuk mengerjakan PR.

Untuk mengakhiri siklus kurang tidur dan stres ini, BSC merekomendasikan agar siswa mencoba menetapkan waktu yang konsisten untuk tidur setiap malam, terlepas dari pekerjaan rumah yang tersisa. Kemudian, matikan perangkat elektronik sebelum tidur, pastikan kasurnya nyaman dan mengurangi kebisingan dengan penutup telinga.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement