REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Depresi pascakelahiran ternyata tidak hanya dialami oleh ibu. Meski tdak secara langsung merasakan beratnya masa kehamilan dan melahirkan, ayah juga rentan dengan depresi.
Sebuah penelitian terbaru dari Swedia mencoba mengukur berapa banyak pria yang mengalami depresi paskelahiran. Penelitian melibatkan responden sebanyak 447 orang ayah.
Disiarkan The Guardian, penelitian tersebut menemukan bahwa 28 persen pria mengalami gejala depresi ringan dan 4 persen depresi sedang. Angka ini meningkat dibanding penemuan sebelumnya yaitu antara 4-10 persen.
Menurut salah satu peneliti, Elisa Psouni, depresi pada ayah terjadi karena ayah mengalami dilema yang sama seperti ibu. Termasuk menggabungkan peran sebagai orang tua dan juga pekerjaan.
Ayah yang mengalami depresi sering kali memiliki tekanan eksternal, seperti masalah pekerjaan. Selain itu, jika pasangannya depresi, risiko depresi pada ayah meningkat dua kali lipat.
"Kurang tidur, anak kembar dan konflik dalam hubungan berkontribusi terhadap meningkatnya depresi," kata Psouni.
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak sangat dipengaruhi oleh depresi pascakelahiran dari pihak ayah. Ayah yang depresi akan menimbulkan dampak lebih buruk terhadap perilaku anak.
Seorang ayah yang depresi akan bermain dan kurang tersenyum dengan anaknya. Depresi pada ayah biasanya akan terjadi selama 12 bulan pertama pascakelahiran.