REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Liburan merupakan salah satu kegiatan rekreasi yang menyenangkan dan dapat mempererat hubungan keluarga. Namun, liburan bersama keluarga juga dapat berujung petaka bila diwarnai dengan drama dan pertikaian.
Pertikaian dan konflik saat liburan bisa terjadi karena setiap anggota keluarga keluar dari zona aman. Dalam kondisi ini, semua anggota keluarga cenderung lebih waspada dan berjaga-jaga.
"Artinya kita tidak bisa dalam fase autopilot, semua waspada," ungkap Psikolog Keluarga dan Pernikahan Rumah Dandelion Nadya Pramesrani MPsi Psikolog dalam sosialisasi HiLo School Drawing Competition, di Jakarta.
Untuk meminimalisasi risiko terjadinya konflik atau pertikaian saat berjalan-jalan, ada beberapa hal yang sebenarnya bisa dilakukan. Salah satunya adalah menyusun rencana liburan yang melibatkan seluruh anggota keluarga, termasuk anak-anak.
Penyusunan rencana ini perlu memperhatikan semua aspek, mulai dari tanggal berlibur, hingga pilihan tempat menginap. Destinasi-destinasi dan kegiatan selama liburan juga perlu disusun secara bersama-sama bersama keluarga.
"Misalnya liburan empat hari, si kakak menyusun mau ke mana di hari pertama, hari kedua (disusun) adiknya," lanjut Nadya.
Trik kedua untuk meminimalisasi 'drama' selama liburan atau berjalan-jalan adalah memastikan kebutuhan makan dan istirahat terpenuhi. Kesalahan utama dalam liburan adalah mengabaikan pola makan dan istirahat karena terlalu bersemangat berjalan-jalan. "Lupa makan, lupa istirahat," papar Nadya.
Saat menyusun jadwal liburan, Nadya mengatakan keluarga juga tak boleh melupakan jadwal-jadwal rutin seperti jadwal makan dan jadwal tidur malam. Usahakan jadwal liburan yang disusun sesuai tidak mengganggu jadwal-jadwal rutin ini.
Nadya mengatakan trik ketiga saat liburan agar terbebas dari 'drama' adalah menyiapkan rencana cadangan. Saat berjalan-jalan, tentu ada kemungkinan-kemungkinan lain yang tak bisa diabaikan. Misalnya, suasana hati anak menjadi buruk atau destinasi wisata yang dituju sedang tidak beroperasi. Rencana cadangan akan memudahkan keluarga untuk melanjurkan perjalanan tanpa terlibat konflik saat rencana awal tidak bisa dilaksanakan.
Yang terpenting dari semua ini, lanjut Nadya, adalah melakukan liburan dengan kompromi dan fleksibel. Jangan terlalu terpaku dengan jadwal ketika liburan bersama keluarga.
"(Bila terlalu kaku) bukan lagi liburannya spontan dan menikmati suasana, tapi jadi liburan sesuai jadwal (seperti dikejar-kejar)," papar Nadya.