REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika membujuk anak agar mau makan atau hal lainnya, tak sedikit dari orang tua yang menjanjikan hadiah. Di antara hadiah tersebut adalah diberikannya waktu bermain ponsel. Karena itu, anak akan mau makan atau melakukan sesuatu karena ponsel itu.
Namun, tahukah Anda, di situlah segalanya menjadi rumit. Karena, ternyata, menggunakan ponsel sebagai hadiah atau hukuman memiliki konsekuensi yang tidak disengaja untuk menciptakan hubungan yang tidak sehat dengan ponsel itu ketika usia anak-anak menjadi dewasa.
Seperti dilansir dari laman Healtyline, Rabu (23/1), para peneliti menemukan bahwa menggunakan waktu layar untuk menghargai perilaku yang baik (atau membawanya untuk menghukum perilaku buruk) memiliki efek yang sama pada hubungan anak-anak dengan layar mereka seperti menggunakan makanan sebagai hadiah atau hukuman.
Anak-anak yang orang tuanya memperlakukan waktu layar sebagai mata uang pada akhirnya menghabiskan lebih banyak waktu dengan layar itu daripada anak-anak yang orang tuanya menemukan cara motivasi lain.
Sekarang, mungkin tampak jelas mengapa hubungan yang tidak sehat dengan makanan bisa menjadi hal yang buruk. Tapi, ada banyak penelitian untuk mendukung efek merugikan dari terlalu banyak waktu layar pada pengembangan otak juga.
Seorang ahli terapi okupasi di Little Lotus Therapy and Consulting di Port St. Lucie, Florida, Monica Jackman, mengatakan bahwa semakin banyak penelitian yang dilakukan mengindikasikan bahwa peningkatan penggunaan layar ponsel oleh anak-anak menghasilkan risiko keterlambatan perkembangan kognitif dan sosial.
Dia menjelaskan bahwa dampak ini dapat bersifat langsung (sebagai hasil dari tuntutan tugas kegiatan layar ponsel) dan tidak langsung. Misalnya, perhatian yang sering bergeser yang terlibat dalam permainan berbasis layar dan menunjukkan dampak langsung pada anak-anak, mengakibatkan penurunan kontrol impuls, dan kesulitan fungsi eksekutif.
"Secara tidak langsung, peningkatan penggunaan layar dapat memengaruhi keterampilan pengaturan diri karena anak-anak menghabiskan lebih sedikit waktu bermain game yang secara organik membutuhkan latihan dan pengembangan keterampilan kontrol penghambatan dan memori yang bekerja, seperti permainan papan atau olahraga."