REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap manusia tentunya berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia lain dengan bahasa yang berbeda. Penguasaan bahasa selain bahasa Ibu pada dasarnya harus dipelajari dan dikuasai dengan baik agar anak dapat menerima dan menyerap informasi, serta wawasan dan pengetahuan yang lebih luas.
Banyak faktor dan cara untuk dapat memperoleh dan menguasai bahasa asing, terutama bahasa Inggris yang sudah menjadi bahasa global. Selain itu, untuk menjadi bilingual ataupun multilingual, lingkungan dan metode belajar adalah faktor yang dapat mempengaruhi hasil pembelajaran.
Menurut Regional Director EF English First Indonesia Elisabeth Maria, belajar bahasa asing dipermudah oleh teknologi dewasa ini. Tapi sejauh mana efektivitasnya, tergantung komitmen.
"Bagus, tapi bagaimana komitmennya, kalau belajar terus besok lupa, beda kalau dengan komitmen, ada laporannya," kata dia di Jakarta, Kamis (24/1).
EF English First Indonesia juga meluncurkan inovasi program pembelajaran Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua yang dikhususkan bagi anak usia tiga sampai enam tahun, EF Small Stars 3.0. Tentunya di luar digital, melalui program seperti ini, pembelajaran anak bisa terukur.
Program ini mengedepankan metode holistik, yakni kognitif, motorik maupun sosial, emosional. Program dirancang bagaimana anak belajar bersama kelompok secara pararel dan mampu bekerja sama dalam tim, kooperatif. Tentunya memerhatikan juga aspek emosional, di mana setiap anak tidak merasa superior dibandingkan lainnya.
Ada juga fasilitas digital semacam melalui aplikasi khusus dari EF untuk pengembangan holistik itu. Program ini dibuka dibawah Rp 1 juta, namun ada promosi peluncuran sekitar Rp 700 ribuan selama delapan bulan.
Psikolog Pendidikan dan Anak Elizabeth Santosa yang akrab disapa Lizzie mengatakan suasana yang mendukung penting dalam belajar anak. Selain itu, konsistensi serta orang tua yang jangan main ancam.
Penerimaan informasi bagi anak tidak terbatas. Anak di bawah usia enam tahun, menurutnya bisa saja masih berbicara campur dua bahasa (bilingual) tapi ketika dewasa akan berjalan lebih baik.
"Banyak orang tua merasa anak bisa bahasa Inggris ya sudahlah, tapi mereka ngerti nggak ngomong apa? sosialnya masih sangat rendah apa bagaimana di era digital. Yang kita mau, dia belajar pararel tidak merasa terganggu dengan keberadaan anak lain," kata Lizzie.