Senin 11 Feb 2019 19:21 WIB

Pesan dari Prancis Makin Buktikan Bahaya Gawai untuk Anak

Jumlah anak penderita masalah intelektual, psikologis dan kognitif meningkat drastis

Rep: Rossi Handayani / Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Anak bermain gim di gawai.
Foto: Flickr
Anak bermain gim di gawai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ahli memberikan peringatan terkait  bahaya mengekspos anak-anak pada penggunaan layar elektronik. Saat ini dampak yang muncul dianggap cukup mengkhawatirkan.

Dalam sebuah forum yang diterbitkan di surat kabar Prancis Le Monde pada 17 Januari, para profesional di French Screen Overexposure Collective (Collectif Surexposition Ecrans, atau CoSE) menyatakan keprihatinan mereka tentang peningkatan tajam dalam gangguan intelektual, dan kognitif pada anak-anak. Mereka memperingatkan tentang perlunya berjuang melawan paparan berlebih di awal kehidupan anak ke layar elektronik televisi, komputer, tablet, dan telepon.

Departemen Pendidikan Nasional menerbitkan tolok ukur dan referensi statistik pada 2018, termasuk jumlah anak sekolah yang menderita beberapa variasi cacat kognitif. "Hasilnya mengejutkan," keluh seorang perwakilan CoSE, dilansir dari laman Aletia, Ahad (10/2).

Jumlah anak-anak antara usia dua hingga 11 tahun yang menderita masalah intelektual dan kognitif, masalah psikologis, dan gangguan bahasa meningkat secara dramatis. Dari 2010, kasus gangguan intelektual dan kognitif telah meningkat sebesar 24 persen, gangguan psikologis sebesar 54 persen, dan gangguan bicara dan bahasa sebesar 94 persen. 

"Dalam kurun waktu 10 tahun, anak-anak telah mengalami semakin banyak kesulitan dalam mengekspresikan diri, belajar, dan mengelola emosi mereka," lanjut perwakilan CoSE.

Dokter anak, psikiater anak, psikolog, dan ahli dari bidang terkait semuanya bertanya: mungkinkah faktor lingkungan menjelaskan perkembangan gangguan serius ini pada anak-anak? Mereka menyoroti banyak penelitian yang dilakukan selama 20 tahun terakhir, membangun hubungan sebab-akibat antara paparan layar terlalu dini dan gangguan tidur, bahasa, perilaku dan perhatian.

Untuk anak-anak yang lebih besar, penelitian lain mengonfirmasi dampak paparan berlebihan pada kegiatan fisik, berat badan, penglihatan, suasana hati (kecemasan, isolasi, dan depresi) dan sikap hipereksual atau kekerasan akibat pornografi, dan kekerasan.

Banyak ahli menganjurkan tidak memaparkan anak-anak ke layar sebelum usia tiga tahun, Longitudinal French Study From Childhood mengungkapkan bahwa dua pertiga dari anak-anak berusia dua tahun menonton televisi setiap hari. Collective menyerukan otoritas publik untuk mendukung tim peneliti, sehingga Prancis dapat melakukan studi yang akan menghilangkan semua keraguan tentang masalah ini, dan untuk mengembangkan strategi nasional untuk pencegahan risiko, termasuk menciptakan dukungan untuk orang tua.

Memang paparan di layar merupakan cara mudah untuk menghibur anak-anak dari segala usia, dan membebaskan orang tua untuk dapat bekerja, serta kegiatan lainnya. Dan kini sudah waktunya bagi orang tua di mana saja untuk mengambil tindakan dalam melindungi masa depan anak mereka dengan membatasi waktu layar anak-anak, dan beralih ke bentuk hiburan dan pendidikan lain yang sesuai usia.

Terutama interaksi langsung orang tua-anak, bermain papan permainan, membaca dan bercerita, terlibat dalam kerajinan tangan, dan lainnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement