Kamis 28 Mar 2019 14:13 WIB

Ini Usia Ideal Kenalkan Internet dan Medsos pada Anak

Anak-anak sudah banyak yang terpapar media sosial

Rep: Desy Susilawati/ Red: Christiyaningsih
Ilustrasi Media Sosial
Foto: pixabay
Ilustrasi Media Sosial

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bermain media sosial (medsos) sungguh mengasyikkan dan membuat kita jadi lupa waktu. Tak heran ada orang yang tak bisa melewatkan hari tanpa media sosial. Selain orang dewasa, anak-anak juga banyak yang sudah terpapar media sosial. Akan tetapi, penggunaan media sosial juga harus mempertimbangkan usia.

Plt Direktur Eksekutif ICT Watch, Widuri, mengatakan batasan usia anak boleh bermain media sosial sebenarnya sudah tercantum jelas dalam peraturan yang ditetapkan oleh sejumlah platform. Mereka menetapkan usia minimal anak bermain media sosial adalah 13 tahun. Sayangnya, banyak anak Indonesia yang ternyata sudah terkena media sosial di bawah usia itu. Bahkan sejak SD anak-anak sudah bermain media sosial.

 

“Penggunaan internet idealnya dimulia ketika kelas satu SMP. Sekarang ini banyak sekolah yang mensyaratkan mencari jawaban di internet. Memang masuk kategori ideal anak bisa memiliki smartphone sendiri di kelas satu SMP,” ujarnya. Menurutnya, yang terpenting adalah kesiapan orang tua dan anak mengenai literasi digital bahkan sejak anak masih SD.

 

Sekolah bisa menerapkan pelajaran literasi digital. Dengan literasi digital, anak-anak dipersiapkan memegang ponsel dan mengakses internet. Literasi digital membuat anak-anak sudah siap dengan risiko memasuki dunia maya.

Widuri mengatakan walaupun sekarang anak belum bisa memegang ponsel sendiri, mereka juga bisa meminkam ponsel orang tuanya. Karena itu, orang tua sebaiknya harus mengatur akun Youtube agar beberapa konten tidak dapat diakses.

 

“Walaupun 100 persen tidak tersaring, paling tidak bisa meminimalisir konten yang mungkin terpapar ke anak. Apakah pengetahuan ini diketahui orang tua dan guru, banyak yang belum tahu,” jelasnya.

Untuk sekedar pengetahuan mengenai media sosial, Widuri berpendapat pengenalan sedini mungkin tidak apa-apa. Akan tetapi yang diajarkan adalah pengetahuan beretikanya. Misalnya anak sudah meminjam ponsel orang tuanya maka orang tua jangan melepas tetapi ajak anak berdiskusi.

 

“Tanyakan sedang melihat atau menonton apa? Apa yang lagi dicari? Minimal ada keingintahuan. Curigai anak ketika didekati ponselnya ditutup atau dihapus. Tanyakan apa boleh tahu tadi yang dihapus apa sih. Minimal bisa komunikasi dengan baik dengan anak, setiap orang tua punya trik sendiri,” paparnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement