Selasa 07 May 2019 07:17 WIB

Ketika Anak Pilih Kasih pada Orang Tua

Orang tua perlu membentuk hubungan hangat dan suportif dengan anak.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Ibu dan anaknya.
Foto: Antara
Ibu dan anaknya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anda mungkin pernah mengalami ketika si kecil mengatakan dia lebih menyukai ayah atau ibu. Selama berbulan-bulan si kecil hanya mau dimandikan ayah, disuapi makan oleh ayah, dibacakan buku cerita oleh ayah, atau bermain dengan ayah. Setiap malam dia dengan sabar menunggu ayahnya pulang kerja dan terus menangis setiap ayah pergi kerja.

Ibu kemudian merasa menjadi pilihan kedua anak dan berpikir apa sebabnya si kecil demikian? Apakah karena Anda akhir-akhir ini lebih peduli pada si kakak ketimbang si adik? Apakah ibu terlalu sibuk mengerjakan pekerjaan rumah sehingga lupa bermain dengan si bungsu?

Baca Juga

Dokter sekaligus penulis buku 'What Great Parents Do,' Erica Reischer mengatakan orang tua perlu membentuk hubungan hangat dan suportif dengan anak. Anak-anak terkadang pilih kasih hanya untuk mencari tahu bagaimana menavigasi hubungan.

"Anak tak ubahnya seperti ilmuwan kecil. Mereka menonton dan

mengamati bagaimana kita bekerja. Kadang mereka bertanya, apa yang terjadi jika aku melakukan ini?" kata Reischer, dilansir dari Parenting.

Jika Anda orang tua yang tengah mengalami dinamika ini, pertimbangkan lima tips dari Dokter Reishcer berikut:

1. Jangan merespons negatif anak

Anda mungkin merasa ditolak anak, namun jangan merespons anak dengan cara negatif. Respons buruk hanya membuat hubungan anak dan Anda lebih buruk. Ketika anak mengajak Anda bermain gim bersama misalnya, jangan mengatakan, "Kemarin kan adik tidak mau bermain dengan ibu."

2. Bereaksi dengan empati

Anda mungkin tak menyukai apa yang dikatakan anak, namun perlu memvalidasinya. Jika si adik berkata, "Aku mau ayah!" Anda bisa menjawab dengan  tenang, "Ibu mengerti adik mau ayah dan ibu tahu adik sayang ayah." Buat anak merasakan empati Anda dan yang terpenting mereka merasa didengar.

3. Seimbangkan waktu bekerja dengan bermain bersama anak

Mungkin saja Anda mengajak anak berbelanja, membuat roti lapis bersama, dan menyikat giginya. Demi kebaikan semua, seimbangkan waktu untuk bekerja dengan bermain bersama anak.

4. Buat rutinitas

Anak terbiasa dengan rutinitas. Oleh sebab itu susun jadwal di mana anak langsung bisa mengenali pada jam tertentu waktunya bermain dengan ayah atau ibunya. Anak-anak berkembang dengan terstruktur dan dengan sendirinya mengenal rutinitas.

5. Utamakan cinta dan rasa hormat

Merasa seperti orang tua paling tak disukai rasanya memang menyedihkan. Namun, Anda harus tetap mempertahankan hubungan penuh cinta dan rasa hormat. Itulah artinya cinta tanpa syarat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement