Senin 17 Jun 2019 13:55 WIB

Gawai Bisa Dimanfaatkan untuk Kebaikan Anak

Gawai bisa dimanfaatkan untuk kebaikan anak, selama digunakan dengan benar.

Rep: Santi Sopia/ Red: Yudha Manggala P Putra
Anak bermain gim di gawai.
Foto: Flickr
Anak bermain gim di gawai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam era gawai seperti sekarang, Yuli Aisyah mengaku harus pintar-pintar menyiasati anak agar tidak kecanduan gawai. Kendati banyak hal juga yang bisa dipelajari dan diberikan kepada sang anak dari bahan internet lewat gawai, Yuli berpendapat menghindari penggunaan gawai yang terlalu lama mutlak dibutuhkan.

Ia menentukan batas waktu untuk anaknya bermain gawai. Itu pun dengan beberapa syarat, misalnya, anak sudah menyelesaikan tugas, belajar, ataupun beraktivitas fisik. Sebenarnya kehadiran gawai dapat memudahkan orang tua membacakan dongeng untuk sang buah hati.

Vera Itabiliana Hadiwidjojo, seorang psikolog anak, menilai bahwa sebenarnya selama digunakan dengan benar, gawai bisa dimanfaatkan untuk kebaikan.

Apalagi, anak-anak zaman sekarang sudah sangat mengenal gawai dari sejak masih kecil. "Teknologi memang tidak bisa ditolak, hanya yang penting pemanfaatan yang benar. Salah satunya melalui ebook,'' ujarnya.

Bahkan, kata Vera, dongeng memang bisa praktis dibacakan dari e-book yang tentunya diperoleh lewat fasilitas gawai pintar. Namun, hal ini perlu diseimbangkan dengan bacaan yang berasal dari kertas atau buku.

Dia juga memberikan beberapa tip cara menggunakan gawai untuk meningkatkan bonding time antara ibu dan anak. Apa sajakah? Berikut di antaranya.

Temani anak

Saat membacakan sebuah dongeng di gawai, ibu sebaiknya tetap menemani anak, menciptakan interaksi dengan anak, dan mengajaknya menikmati membaca dongeng bersama. Jangan lupa memberikan anak sentuhan ibu dengan menggendong, memangku ataupun membelainya untuk meningkatan kelekatan dengan anak.

Di mana saja

Melakukannya juga bisa di mana saja, tidak harus di rumah, melalui buku dalam bentuk fisik ataupun dengan memanfaatkan gawai.

Tetap diawasi

Jangan lupa melakukan pengawasan sebab anak yang memegang gawai bisa menjauh dan mojok sendiri saat berselancar dengan gawainya. Oleh karena itu, membaca lewat gawai bisa sembari berbincang bersama. Saat anak memegang gawai, orang tua juga jangan asyik sendiri dengan gawainya.

Batasi waktu

Selain tetap diperlukan sentuhan fisik, tentukan juga batas waktu aktivitas jika memilih membacakan melalui gawai. Satu gawai harus dilihat berdua dan buat kesepakatan tidak membuka konten lain. Apabila selesai dalam 15-30 menit, gawainya bisa disimpan kembali.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement