Kamis 27 Jun 2019 09:28 WIB

Guru BK Bisa Deteksi Perilaku Siswa Kecanduan Narkoba

Kecanduan narkoba tidak akan terjadi secara tiba-tiba.

Seorang pelajar sekolah memperlihatkan poster ajakan millenial sehat tanpa narkoba saat berkampanye memperingati Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) di Bundaran Digulis Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (26/6/2019).
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Seorang pelajar sekolah memperlihatkan poster ajakan millenial sehat tanpa narkoba saat berkampanye memperingati Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) di Bundaran Digulis Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (26/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar bimbingan konseling (BK) Prof Mungin Eddy Wibowo menyebutkan konselor di sekolah seharusnya bisa mendeteksi siswanya yang kecanduan narkoba. Caranya adalah melihat dari perubahan perilaku.

"Bisa dideteksi. Konselor bisa melihat perilaku siswanya karena mereka kan juga belajar psikologi," kata Mungin yang pernah menjadi Ketua Umum Asosiasi Bimbingan Konseling (ABKIN) itu, saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (26/6).

Baca Juga

Merefleksikan Hari Antinarkoba Internasional, Guru Besar BK Universitas Negeri Semarang (Unnes) itu menyampaikan keprihatinannya atas kian maraknya kasus narkoba menyasar generasi muda. Menurut dia, para pecandu narkoba biasanya mengalami perubahan perilaku yang sebenarnya bisa teramati dari aktivitas mereka di sekolah.

Namun yang terpenting, kata dia, konselor di sekolah harus melakukan tindakan antisipatif atau pencegahan. Tujuannya agar siswanya jangan sampai terkena bujuk rayu bandar narkoba.

Kecanduan narkoba, kata dia, tidak terjadi secara tiba-tiba. Tetapi berproses dan memiliki pemicu, misalnya ketidakbahagiaan karena kondisi keluarga, tekanan pelajaran, dan sebagainya.

"Bisa saja, misalnya anak-anak ini keluarganya broken home, kemudian mendapatkan pengaruh buruk kawan-kawannya, mulai mencoba-coba, dan akhirnya ketagihan," katanya.

Bukan tidak mungkin, kata dia, para pecandu narkoba ini berasal dari keluarga yang baik-baik, tetapi tidak merasa bahagia karena kurang mendapatkan perhatian orang tuanya.

"Orang tua hanya mencukupi secara materi, tetapi kurang memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya. Akhirnya, mereka menjadi sasaran narkoba," katanya.

Ia mengatakan peran konselor menjadi penting sebagai pembimbing siswa di sekolah, terutama siswa-siswa yang memerlukan bimbingan atas kondisi yang dihadapi.

Para konselor, kata dia, jangan pernah bosan untuk menyosialisasikan gerakan antinarkoba kepada para siswa agar mereka memahami betapa bahayanya narkoba.

"Selain sekolah, tentu orang tua juga berperan. Penanaman karakter dan pendidikan agama harus diperkuat untuk membentengi anak-anak dari pengaruh negatif," katanya.

Apalagi, kata Mungin, seiring zaman media sosial seperti sekarang anak-anak sangat mudah mendapatkan pengaruh dari luar, terutama pengaruh-pengaruh yang tidak baik.

"Anak-anak, remaja, mudah sekali terpengaruh sesuatu karena mereka berada pada masa peralihan. Makanya, peran orang tua dan sekolah sangat penting membentengi mereka," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement