REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anandanya. Seperti yang dilakukan Mona Ratuliu, sebelum memilih sekolah anak banyak hal yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu.
"Kalau saya fokus utama anak sekolah bagus, kita ingin sekolahkan anak kita di situ. Walaupun biayanya tidak murah, kita fokus di biaya anak sekolah, karena ingin pendidikan anak berkualitas. Jadi walaupun agak terseok-seok, tapi tidak apa lah ya yang penting masa depan anak-anak," ujarnya di sela peluncuran tas Smiggle di Jakarta, belum lama ini.
Mona memilih sekolah nasional plus untuk anandanya. Sekolah yang menggunakan kurikulum nasional, tapi dengan kurikulum tambahan.
"Kalau saya lebih ke sistem pendidikan yang menyenangkan, kayak anak saya jadinya lagi libur begini sudah tanya-tanya kapan masuknya. Itu tandanya kan sekolah ya happy, kalau anak-anaknya happy jadi mau belajar," ujarnya.
Menurut Mona kalau anaknya tidak bahagia, akan sulit untuk mengajak anak mau belajar. "Intinya sekolah bisa happy, ajarkan anak untuk kreatif juga, bukan cuma matematika, IPA, atau apa, tapi kreativitasnya juga distimulasi, yang fit dengan zaman sekarang, sekarang kan butuh dilatih untuk berinovasi, karena jamannya cepat berganti," kata dia.
Saat ini Mona mengaku belum terpikir menyekolahkan anak di sekolah negeri. Katanya, mungkin nanti saat anaknya menginjak usia perguruan negeri. "Tapi tergantung anak maunya di mana."
Mona membebaskan anaknya mau pilih sekolah di mana. Karena menurutnya anaknya mempunyai pilihan sendiri. Anaknya juga tidak terpengaruh oleh teman-temannya.
"Anak sekarang kayanya sudah lebih kritis, karena informasi sudah di mana-mana, dulu kita pilih teman karena bingung kan mau pilih apa. Jadi ikut teman, kalau anak sekarang tuh karena info mudah didapat, jadi dia sudah tahu mau ini," ujarnya.