Rabu 31 Jul 2019 07:03 WIB

Pentingnya Membuat Olahraga Menyenangkan untuk Anak

Olahraga yang variatif baik agar anak menggerakkan seluruh tubuhnya.

Rep: Adysha Citra Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Sejumlah pelajar SDN Lenteng Agung 03 saat melaksanakan mata pelajaran olahraga di RPTRA Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (31/1).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah pelajar SDN Lenteng Agung 03 saat melaksanakan mata pelajaran olahraga di RPTRA Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (31/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berpartisipasi dalam beragam kegiatan olahraga dapat membawa banyak manfaat bagi anak, khususnya anak-anak kecil. Karena itu, penting bagi orang tua untuk berperan aktif dalam menumbuhkan kegemaran anak terhadap olahraga.

"Olahraga tak selalu harus mengenai memenangkan pertandingan," ungkap Direktur Divisi Olahraga Medis Cincinnati Children's Hospital Dr Kelsey Logan seperti dilansir CNA Lifestyle.

Baca Juga

Kegemaran anak terhadap olahraga bisa ditumbuhkan dengan cara membuat olahraga menjadi kegiatan yang menyenangkan untuk anak. Ketika anak merasa senang, anak-anak akan memiliki motivasi untuk terus melakukan olarhaga dalam jangka panjang.

Berdasarkan studi, olahraga dapat membuat anak-anak merasa senang bila memiliki beberapa faktor. Salah satunya, olahraga akan terasa menyenangkan bila anak berusaha keras dan kemudian mencapai suatu kemajuan.

"(Hal lain yang membuat olahraga menjadi menyenangkan) adalah menjadi olahragawan yang baik, menjalani pelatihan yang positif," tutur Logan.

Akan tetapi, perilaku orang dewasa atau pelatih, jadwal yang terlalu ketat, hingga tekanan yang muncul saat melakukan olahraga kerap menghapus rasa menyenangkan dari olahraga itu sendiri. Tak hanya itu, aksi perundungan yang mungkin terjadi saat melakukan olahraga bersama tim juga dapat menghilangkan rasa menyenangkan dari berolahraga.

Oleh karena itu, orang tua memiliki peran yang penting dalam mendukung anak-anak melakukan olahraga yang menyenangkan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memperhatikan aspek emosional anak dan tanda-tanda perundungan ketika anak melakukan olahraga.

"Orang tua memainkan peran yang sangat penting dalam mendukung kemajuan, kemampuan, perkembangan, dan kesenangan anak (saat berolahraga)," jelas Logan.

Hal lain yang dapat dilakukan orang tua adalah menilai kapan anak siap untuk melakukan olahraga. Terlalu dini mendorong anak untuk melakukan olahraga dapat membuat anak justru merasa tertekan dan frustrasi.

Senada dengan Logan, Spesialis kedokteran olahraga Dr Michele LaBotz menilai penting bagi orang tua untuk memastikan bahwa anak merasa senang untuk melakukan olahraga. LaBotz biasanya akan menanyakan langsung kepada anak-anak apakah mereka merasa senang setelah melakukan olahraga.

"Hanya ada satu jawaban yang benar untuk olaraga, itu adalah 'Oh, tentu saja,' dengan antusiasme di baliknya," jelas LaBotz.

Di satu sisi, LaBotz mengatakan anak-anak membutuhkan olahraga yang bervariasi. Dengan olahraga yang bervariasi, anak-anak akan terdorong untuk menggerakkan semua bagian tubuh secara seimbang.

Bila hanya melakukan satu jenis olahraga saja, misalnya hanya bermain sepak bolah, bagian tubuh yang akan lebih banyak terlatih adalah bagian bawah. Padahal anak-anak perlu menggerakkan tubuh dengan berbagai cara yang memungkinkan.

"Anak-anak kecil membutuhkan variasi, bukan repetisi. Itu kesalahan besar yang kerap saya temukan lagi dan lagi," jelas LaBotz.

LaBotz mengatakan anak-anak perlu melakukan olahraga secara seimbang. Misalnya, selain melakukan olahraga lari seperti sepak bola anak-anak juga bisa melakukan olahraga berenang atau tenis yang lebih menekankan pada pergerakan tubuh bagian atas.

Anak-anak juga bisa mencoba variasi olahraga lain yang lebih membutuhkan kontrol motorik. Beberapa contohnya adalah seni bela diri, gimnastik, dan menari.

Di sisi lain, orang tua juga tak boleh melupakan kecukupan istirahat anak. Olahraga memang memegang peranan penting bagi proses tumbuh-kembang anak, akan tetapi istirahat juga tak kalah penting. Istirahat akan memberi kesempatan bagi tubuh untuk memulihkan diri setelah berolahraga.

LaBotz mengatakan anak-anak juga memerlukan waktu jeda dari berolahraga. Berikan waktu beberapa hari per minggu untuk anak terlepas dari rutinitas olahraga. Terkadang, anak-anak juga membutuhkan waktu yang lebih panjang untuk terlepas dari aktivitas berolahraga agar bisa bermain bersama teman-teman.

Hubungan antara anak dan pelatih olahraga yang baik juga penting. Namun yang tak kalah penting adalah peran orang tua dalam partisipasi olahraga anak.

"Olahraga perlu disesuaikan dengan tahap perkembangan anak, bukan hanya dengan usia anak," lanjut Logan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement