Rabu 07 Aug 2019 13:38 WIB

Anak Sering Bermain Gawai? Begini Cara Mengalihkannya

Anak-anak telah melakukan redefinisi arti bermain.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Dwi Murdaningsih
Anak main gadget. Ilustrasi
Foto: Telegraph
Anak main gadget. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak zaman sekarang di era teknologi, tentu tidak terlepas dari gawai. Mereka cenderung kecanduan oleh gawai. Nah untuk mengatasinya, ada baiknya anak diperkenalkan dengan permainan lain terutama permainan tradisonal.

Country Leader of Communication & Public Affairs PT Johnson & Johnson Indonesia, Devy Yheanne mengakui perkembangan zaman dan tuntutan hidup membuat banyak keluarga di Indonesia mempunyai waktu kebersamaan yang semakin sedikit. Bersamaan dengan hal tersebut, perkembangan teknologi juga membuat baik orangtua maupun anak mengandalkan gawai dalam melakukan kegiatan sehari–hari.

Baca Juga

"Teknologi tidak mungkin dilarang. Bangsa Indonesia juga harus maju. Anak melek teknologi, kita harus senang anak tahu teknologi. Kuncinya seimbangkan," ujarnya.

Menurut Devy, gawai memiliki Ada dampak positif dan negatif. Kebanyakan bermain gawai juga tidak baik karena ada konten negatif. "Peran kita membantu memberikan saran untuk menyeimbangkannya. Gawai tidak apa-apa digunakan tapi untuk manfaat. Misalnya bimbingan belajar melalui apalikasi. Tidak usah selamanya main gawai, ada waktu interkasi diluar bersama orang tua," ucap Devy.

Brand Manager COMBANTRIN Mitchelle S. Putra mengatakan permainan zaman sekarang di era teknologi jauh berbeda. Fenomena yang marak terjadi disekitar kita anak-anak telah melakukan redefinisi arti bermain. Bermain yang tadinya penuh aktivitas fisik, ada interaksi sosial sekarang menjadi lebih individualis dan diam atau aktif bergerak.

"Yang jadi ironi ini terjadi karena semua asyik dengan gadget masing-masing. Orang tua juga ketergantungan pada gawai. Kemungkinan besar anak-anak meniru apa yang kita lakukan. Kita asyik sendiri main dengan gawai kita. Anak-anak pikir ini adalah hal menyenangkan dan dewasa. Anak-anak meniru dan ketergantungan dengan gawai," tambahnya.

Tak heran bila anak sekarang yang sangat tergantung pada gawai menjadi keresahan orang tua. Solusinya ajak anak kembali bermain permainan tradisional diluar rumah. "Tidak sulit karena manusia makhluk bermain. Yang perlu dilakukan, hanya perlu menginspirasi mereka. Memberikan trigger supaya mereka kembali bemain karena pada dasarnya manusia makhluk bermain," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَقَالَ الَّذِى اشْتَرٰىهُ مِنْ مِّصْرَ لِامْرَاَتِهٖٓ اَكْرِمِيْ مَثْوٰىهُ عَسٰىٓ اَنْ يَّنْفَعَنَآ اَوْ نَتَّخِذَهٗ وَلَدًا ۗوَكَذٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوْسُفَ فِى الْاَرْضِۖ وَلِنُعَلِّمَهٗ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَحَادِيْثِۗ وَاللّٰهُ غَالِبٌ عَلٰٓى اَمْرِهٖ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
Dan orang dari Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya,” Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Dan demikianlah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya takwil mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti.

(QS. Yusuf ayat 21)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement