Kamis 08 Aug 2019 05:00 WIB

Manfaat Bermain Permainan Tradisional untuk Anak

Anak tergantung pada gawai menjadi keresahan orang tua.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Dwi Murdaningsih
Anak-anak bermain gangsing pada acara Festival Permainan Tradisional Anak Betawi di Hutan Kota Srengseng, Jakarta, Sabtu (3/8).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Anak-anak bermain gangsing pada acara Festival Permainan Tradisional Anak Betawi di Hutan Kota Srengseng, Jakarta, Sabtu (3/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masih ingatkah Anda akan permainan karet, engklek atau tapak gunung, atau kelereng? Masih adakah di era sekarang anak-anak kita memainkan permainan tradisional?

Jawabannya jarang sekali bahkan tidak ada. Padahal bermain permainan tradisional ini memiliki banyak manfaat untuk anak.

Baca Juga

Brand Manager Combantrin  Mitchelle S. Putra mengatakan ciri permainan tradisonal biasanya dimainkan anak bersama temannya, mereka mainnya pun keluar rumah. Selain itu, permainan tradisional biasanya melibatkan aktivitas fisik. "Ini definisi bermain yang sebelumnya kita kenal," ujarnya disela wawancara eksklusif di Jakarta, Selasa (6/8).

Sementara permainan zaman sekarang di era teknologi jauh berbeda. Fenomena yang marak terjadi disekitar kita anak-anak telah melakukan redefinisi arti bermain. Bermain yang tadinya penuh aktivitas fisik, ada interaksi sosial sekarang menjadi lebih individualis dan diam atau aktif bergerak.

"Yang jadi ironi ini terjadi karena semua asyik dengan gadget masing-masing. Orang tua juga ketergantungan pada gawai. Kemungkinan besar anak-anak meniru apa yang kita lakukan. Kita asyik sendiri main dengan gawai kita. Anak-anak pikir ini adalah hal menyenangkan dan dewasa. Anak-anak meniru dan ketergantungan dengan gawai," kata dia.

Anak sekarang yang sangat tergantung pada gawai menjadi keresahan orang tua. Disisi lain lapangan untuk bermain juga terbatas. Jarangnya anak bermain diluar juga diakibatkan oleh banyaknya orang tua yang takut anaknya cacingan karena main kotor-kotoran. Menurut sebuah riset, 60 sampai 80 anak di Indonesia masih berisiko cacingan atau setara 55 juta anak.

"Ini membuat orang tua sekarang khawatir anaknya main kotoran. Takut kena cacingan," ucap dia.

Padahal bermain diluar memiliki banyak manfaat. Denggan bermain diluar, anak bisa terkena sinar matahari yang membuatnya sehat karena ada kandungan vitamin D yang baik untuk tulang. Selain itu gaya tahan tubuh anak juga bisa meningkat dengan paparan sinar matahari. Tubuh anak juga bisa menjadi  lebih segar dan sehat dengan aktivitas fisik diluar.

Bukan hanya itu, bermain diluar terutama permainan tradisional juga bisa membantu menjaga warisan budaya. Ia menambahkan permainan tradisional juga akan mengasah kemampuan psikososial anak karena dimainkan bersama teman. Bermain diluar juga mengajarkan anak arti sportivitas karena ada menang dan kalah.

Selain itu, bermain di luar juga mengasah kemampuan pemecahan masalah. Dimana saat bermain mungkin anak akan bertengkar dengan temannya, tapi keesokan harinya mereka pasti akan main bersama lagi.

"Banyak manfaat bermain diluar dibatasi karena takut anaknya cacingan. Kalau takut cacing berikan perlindungan tetap. Main pakai alas kaki, habis main cuci tangan dan lakukan pemeriksaan cacing ke dokter dan gunakan obat cacing," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement