Kamis 26 Sep 2019 14:44 WIB

Studi Ungkap Keuntungan tak Pacaran di Usia Remaja

Satu dari tiga remaja yang pacaran terpapar penyiksaan fisik, emosional, dan seksual.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Reiny Dwinanda
IPM Cibodas deklarasi tolak pacaran di sekolah
IPM Cibodas deklarasi tolak pacaran di sekolah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi menunjukkan adanya hubungan antara asmara, kondisi psikologis, dan interaksi sosial di usia remaja. Hasil studi itu mengungkap bahwa remaja yang tidak memiliki pacar cenderung lebih terhindar dari depresi dibanding mereka yang memiliki pasangan.

Menurut hasil sejumlah studi, satu dari tiga remaja terpapar penyiksaan secara fisik, emosional, dan seksual dalam hubungan cinta pertamanya. Studi terbaru yang dipublikasikan di The Journal of School Health memperkuat alasan untuk menganjurkan remaja agar tak berpacaran.

Seperti diwartakan Health24, Kamis (26/4), studi tersebut memaparkan bahwa remaja yang tidak memiliki ikatan asmara cenderung memiliki kemampuan interaksi sosial yang lebih baik. Hal itu berlaku bagi pelajar pada tingkatan SMP dan SMA.

"Singkatnya, kami menemukan bahwa siswa yang tidak berpacaran baik-baik saja dan hanya mengikuti lintasan perkembangan yang berbeda dan sehat daripada teman sebaya mereka yang memiliki hubungan asmara," kata co-author Pamela Orpinas.

Penelitian dilakukan oleh seorang mahasiswa doktoral di College of Public Health UGA Brooke Douglas dan profesor promosi kesehatan dan perilaku, Pamela Orpinas. Mereka membandingkan siswa kelas 10 yang tidak atau jarang berkencan dengan teman sebaya dengan mereka yang lebih sering berkencan selama tujuh tahun.

Mengacu pada data yang telah dikumpulkan Orpinas dari studi pada 2013, keduanya kemudian mengikuti kegiatan siswa kelas enam hingga 12. Setiap musim semi, para siswa menunjukkan apakah mereka berkencan dan melaporkan sejumlah faktor sosial dan emosional.

Sejumlah hal yang dilaporkan adalah hubungan positif dengan teman, hubungan positif di rumah, hubungan di sekolah, gejala depresi, hingga pikiran untuk bunuh diri. Para guru kemudian diminta untuk mengisi kuesioner dan menilai perilaku setiap siswa dalam bidang keterampilan sosial, keterampilan kepemimpinan, dan tingkat depresi.

Skor positif yang dilaporkan sendiri terkait hubungan dengan teman, di rumah, dan di sekolah memang tidak berbeda antara remaja yang berkencan dan yang tidak. Meski begitu, para guru masih menilai siswa yang tidak berpacaran memiliki keterampilan sosial dan keterampilan kepemimpinan yang lebih tinggi secara signifikan daripada mereka yang berpacaran.

Remaja yang tidak berkencan juga lebih kecil kemungkinannya mengalami depresi. Skor yang diberikan guru pada skala depresi lebih rendah secara signifikan untuk kelompok yang tidak berkencan. Dalam kelompok itu, jumlah siswa yang melaporkan sendiri adanya rasa putus asa atau sedih lebih rendah secara signifikan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement