REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktris Sandra Dewi baru melahirkan anak keduanya dua bulan lalu. Ia kini tentu lebih repot mengurus buah hatinya, apalagi anak pertamanya baru berusia 22 bulan.
"Tantangan ibu dua anak, kalau satu anak masalah hanya berasal dari dia. Kalau dua anak masalah dari dua anak. Satu anak galau 100, dua anak 200," jelasnya di sela acara Media Talk Show “Kiat Sukses MengASIhi” dalam Rangka Ulang Tahun Teman Bumil kedua di Jakarta.
Sandra mengaku sempat merasa lega mulai bisa mengatasi anak pertama. Namun sekarang justru ia harus memulai lagi dari awal dengan kelahiran anak keduanya.
"Sudah aman yang pertama ada lagi yang kedua. Ini harus saya pantau lagi. Anak dua galau banyak. Anak ketiga galau lagi. Saya mau ikut program pemerintah dua anak saja cukup," ujar Sandra sambil tertawa.
Kegalauan Sandra sudah ada sejak jelang melahirkan anak keduanya. Di rumah sakit, Sandra memikirkan anak pertamanya.
Ia merasa bersalah dengan kehamilan keduanya di saat anak pertama belum genap berusia dua tahun. Kegalauannya bertambah saat anak keduanya dilahirkan.
"Merasa bersalah, apakah kecepatan punya anak. Tidak ketemu anak pertama, saya titip ke mama waktu di rumah sakit. Setelah seminggu baru ketemu. Saya kasih tau anak pertama kalau ini adalah adik, dia tidak mengerti. Pas lihat anak pertama saya galau banget," ujarnya.
Sandra mengatakan anak pertamanya ini ingin selalu ada dia dan juga suami bersamanya. Sementara Sandra harus fokus dengan bayinya yang membutuhkan ASI.
"Itu buat saya galau. Apalagi anak pertama saya melihat saya menyusui adiknya, kakaknya teriak mami-mami. Dia kaget. Kenapa tiba-tiba ada yang nyusu ke ibunya," ungkapnya.
Awalnya sang kakak mengerti diberi tahu soal adiknya. Namun keesokannya dia lupa lagi. Ketika sampai di rumah, anak pertama Sandra juga bingung mengapa Sandra tidak lagi menemaninya ke taman sore hari seperti biasanya.
Sebelum melahirkan, ia rajin menemani anak pertamanya yang aktif main di luar rumah juga sekolah. Sementara anak keduanya baru lahir dan tidak diizinkan keluar rumah sampai 40 hari.
"Galau anak pertama minta mami ikut. Selama ini ke mana saja ikut tapi ketika habis melahirkan sulit menemani. Galaunya ketika saya harus mengikhlaskan anak pertama pergi tanpa saya. Nangis juga. Marah-marah sama papanya yang bisa pergi berdua sama anak pertama," ungkap Sandra.
Ketika anak pertama ingin bermain keluar rumah, Sandra harus membuat drama terlebih dahulu. Ia menyembunyikan diri di belakang tembok supaya anak pertama tidak merengek dan mengajak maminya ikut.
"Satu setengah tahun temani terus setiap hari. Setelah adiknya lahir saya ngumpet supaya dia tidak lihat saya. Kalau sudah lihat susah lepas," ujarnya.
Itulah yang sering membuat Sandra sangat galau ketika anak pertamanya butuh teman bermain di luar tapi Sandra tak bisa menemani. Namun setelah anak keduanya berusia sebulan, Sandra berusaha menemani anak pertamanya dengan membawa adik bayi.
"Ibu ingin kasih seadil-adilnya sama anak. Mau sama anak pertama, kedua dan bapaknya. Lama-lama dengan bantuan dengan teman-teman semua masalah teratasi," tambahnya.