REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peningkatan literasi keuangan syariah disarankan melalui pendekatan individu, keluarga dan pengenalan substansi. Pengamat Ekonomi Syariah yang juga rektor STEI Tazkia, Murniati Mukhlisin, mengaku optimistis metode ini lebih manjur daripada pendekatan formal dan materil yang biasa dilakukan.
"Saya sudah lakukan riset di 20 negara bahwa pendekatan literasi melalui keluarga ini lebih manjur, insyaAllah," kata dia kepada Republika, Rabu (4/12).
Ia menceritakan saat menetap di Malaysia belasan tahuh lalu, pengetahuan tentang keuangan syariah diberikan pada ibu. Terkait kepemilikan takaful maupun tabung haji di berbagai kesempatan seperti saat menggunakan fasilitas kesehatan.
Pendekatan tersebut membuat literasi dan inklusi keuangan syariah Malaysia mencapai lebih dari 66 persen. Murniati menyampaikan tingkat literasi Indonesia memang tercermin dalam Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLK) 2019 yang diluncurkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Tingkat literasi keuangan syariah naik tipis dari 8,1 persen menjadi 8,93 persen. Sementara konvensional dari 29,3 persen menjadi 37,72 persen. Secara nasional, tingkat literasi naik dari 29,7 persen menjadi 38,03 persen.
Di dalamnya, tercatat tingkat inklusi keuangan konvensional naik drastis dari 65,6 persen pada 2016 menjadi 75,28 persen pada 2019. Sementara inklusi keuangan syariah turun dari 11,1 persen menjadi 9,1 persen. Secara nasional, tingkat inklusi keuangan naik dari 67,8 persen menjadi 76,19 persen.
"Kita harus sikapi tingkat literasi kita memang masih sangat rendah, nilai indeksnya pun cukup rendah," katanya.
Meski demikian, Murniati melihat penilaian dalam survei masih perlu didalami. Metode yang digunakan lebih meluas karena ikut menghitung finansial teknologi, hingga keuangan mikro.
Murniati telah melakukan penelitian bersama Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) dan menawarkan peningkatan literasi melalui pendekatan individu dan keluarga. Edukasi lebih fokus pada substansi keuangan syariah daripada produknya.
"Jika masyarakat sudah mengerti inti syariah, tersentuh qalbunya dengan substansi syariah, maka mereka akan mencari sendiri produk," kata pendiri Sakinah Finance ini.
Ia telah melakukan pelatihan terhadap 11 ribu orang dengan metode pendekatan individu tersebut dan melihat hasil menggembirakan. Maka ia optimistis cara ini bisa ikut meningkatkan literasi keuangan syariah Indonesia di masa depan.