Sabtu 21 Dec 2019 03:27 WIB

Para Ibu Punya Tantangan Lebih Berat di Era Digital

Tantangan para ibu terutama dalam mengawasi penggunaan gawai oleh anak.

Anak bermain gim di gawai.
Foto: Flickr
Anak bermain gim di gawai.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO - Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Edi Santoso mengingatkan bahwa seorang ibu memiliki tantangan yang lebih berat pada era digital terutama dalam mengawasi penggunaan gawai oleh anak.

"Pada era digital seperti sekarang ini interaksi anak-anak dengan gawai menjadi lebih kompleks, media baru seperti media sosial tak terelakkan kehadirannya, pemanfaatan media sosial makin sulit dikontrol oleh orang tua," katanya di Purwokerto, Jumat (20/12).

Koordinator Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Unsoed itu mengatakan, penggunaan gawai berbeda dengan televisi yang pada umumnya di tempatkan di ruang bersama dalam keluarga, sehingga relatif lebih terkontrol.

"Anak-anak mungkin menggunakan media sosial di kamarnya masing-masing, bayangkan jika dalam satu keluarga, hampir semua anggotanya pegang gadget dengan fasilitas internet di rumah, masing-masing sibuk dalam dunianya sendiri, di dunia maya," katanya.

Ia menambahkan, sosok ibu yang sebelumnya sentral dalam keluarga dikhawatirkan kian memudar, tergantikan oleh pesona media baru seperti media sosial.

"Ini yang harus diwaspadai, karena ibu tak akan pernah tergantikan oleh apapun, apalagi oleh perangkat teknologi, untuk itu peran ibu harus terus diperkuat, bahkan, peran ibu bisa menjadi solusi atas jeratan teknologi digital," katanya.

Dia mencontohkan, ketika anak-anak berada pada usia emasnya, seorang ibu harus bijak dalam mengenalkan gawai.

"Sikap permisif bisa menjadikan anak-anak mudah kecanduan gadget, akan tetapi sikap teramat konservatif juga bisa menjadikan anak tidak 'update' dengan lingkungan, sehingga perlu sikap di tengah-tengah," katanya.

Dengan demikian, kata dia, seorang ibu butuh strategi yang tepat dalam menyikapi perkembangan teknologi digital.

"Misalkan, pada usia SD hingga SMP, anak-anak harus lebih ketat untuk diawasi dalam menggunakan gawai. Kendati demikian saat anak berada pada usia SMA ke atas, ibu harus menempatkan diri sebagai teman. Misalnya, dengan cara berteman dengan anaknya di medsos agar bisa sekaligus menjadi jalan untuk memantau anak-anaknya," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement