Rabu 25 Dec 2019 07:07 WIB

Tip Nyaman Traveling Bersama Anak

Bayi baru lahir hingga usia 2 tahun adalah anak yang paling mudah diajak jalan.

Rep: Mgrol127/ Red: Didi Purwadi
Ilustrasi Berpergian
Foto: Mgrol100
Ilustrasi Berpergian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah perjalanan akan menjadi pengalaman bagi semua orang dari berbagai usia. Anda akan menemukan pemandangan baru, makanan baru, hingga pengalaman tak terlupakan. Belum lagi, ‘family time’ adalah waktu yang penting untuk Anda.

Namun, bepergian bersama anak-anak juga bisa menjadi hal yang luar biasa. Seperti jadwal yang tidak terduga hingga anak-anak yang rewel saat melakukan perjalanan.

Tapi, bagaimana pun anak-anak harus tetap menikmati dunia luar. Jadi, bagaimana cara melakukan perjalanan bersama anak?

Berikut ulasan tipnya, dilansir dari The New York Times.

Menjaga Anak Terlibat di Usia Berapapun

Liburan keluarga memang sangat dinanti, Anda juga memastikan anak-anak akan ikut dalam perjalaan Anda. Strategi khusus yang bisa dilakukan ialah mempersiapkan segala kebutuhan anak sesuai dengan usianya. Karena, kebutuhan mereka pun sangat berbeda antara bayi, balita, hingga remaja.

Bayi

Rainer Jenss, presiden dan pendiri Family Travel Association, menyebut bayi yang baru lahir hingga usia 2 tahun adalah anak yang paling mudah diajak jalan. "Anak-anak usia ini portabel," katanya. ‘’Anda membuat mereka bahagia selama Anda menciptakan lingkungan yang nyaman bagi mereka dan rutinitas mereka."

Amanda Norcross, editor fitur majalah perjalanan online Family Vacation Critic, setuju bahwa jadwal sangat penting untuk bayi. "Jika bayi Anda memiliki jadwal makan atau tidur, cobalah untuk tetap sedekat itu dengan liburan dan rencanakan hari-hari Anda yang sesuai," katanya.

Jangan lupa untuk membawa serta mainan, buku, dan botol favorit bayi Anda selama petualangan Anda. Jangan biarkan dia terikat dengan gendongan bayi atau kereta dorong bayi sepanjang hari. Beri bayi Anda kesempatan untuk berjalan dan berolahraga. Jika bayi Anda belum berjalan, ia masih bisa berbaring di atas tikar atau berguling-guling.

Balita

Norcross berpendapat, balita merupakan usia yang menyenangkan jika diajak jalan karena ia mulai berpadangan tentang apa yang ada di sekitarnya. “Tujuan menjadi menyenangkan bagi mereka untuk dijelajahi,” katanya.

Tetapi, jika Anda membawa balita dalam perjalanan Anda, pastikan ada banyak waktu luang yang Anda sediakan untuk dirinya ekplor diri dan istirahat. ‘’Semakin banyak ruang terbuka yang harus dilewati balita Anda, semakin bahagia dia," katanya.

Anak Usia Sekolah

Kata Jenss, kunci untuk membawa anak usia sekolah dalam perjalanan Anda ialah melibatkannya dalam perencanaan dari yang terkecil. "Semakin Anda memberdayakan anak-anak usia ini untuk memilih apa yang mereka sukai, apakah itu melihat situs keren atau mencoba berselancar, semakin mereka akan bahagia," katanya.

Berikan kesempatan anak Anda untuk memilih beberapa kegiatan menarik. Eric Stoen, pendiri situs perjalanan online Travel Babbo mengatakan, memilih sesuatu yang mereka inginkan akan membuat mereka lebih bahagia.

Remaja

Remaja adalah usia yang sulit lagi untuk diajak bepergian. Norcross mengatakan, cara terbaik untuk membuat remaja tetap terlibat adalah membuat mereka ikut ambil bagian dalam merencanakan bagian dari perjalanan Anda.

Dia menyarankan agar mereka memilih beberapa atraksi yang mereka ingin lihat. Atau, membiarkan mereka merancang satu atau dua hari dari rencana perjalanan Anda.

Sementara Jenss, ayah dari dua remaja mengatakan, orang tua mungkin ingin mempertimbangkan memberi remaja yang lebih tua pilihan untuk menghabiskan satu atau dua jam menjelajahi tempat yang mereka inginkan. "Selama Anda dan anak remaja Anda merasa aman, ia akan sangat senang memiliki waktu sendirian," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement