REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organic parenting saat ini semakin diminati oleh orang tua muda. Gaya pengasuhan tersebut mengedepankan hubungan orang tua dan anak yang lebih natural dan hangat, pemenuhan asupan nutrisi dari makanan organik, serta aktivitas anak yang lebih dekat ke alam.
Lalu apa manfaat pola pengasuhan ini untuk anak dan orang tuanya? Menurut psikolog Ayoe Soetomo MPsi, banyak manfaat yang diperoleh anak ketika anak dekat atau terbiasa di alam bebas.
"Secara fisik anak lebih terstimulasi," jelasnya.
Organik parenting bisa menjadi penyeimbang agar anak tetap mendapat stimulasi yang baik. Dengan mendekatkan anak ke alam, anak mendapat stimulasi sensorik penuh.
Saat ia berlari-lari di alam bebas, tercipta stimulasi dari kepala sampai kaki. Demikian pula saat bersepeda.
“Otak kanan dan kiri terstimulasi, anak belajar keseimbangan, otot dan tulangnya pun jadi kuat,” ucap Ayoe.
Di alam, banyak hal tidak bisa diprediksi, bisa saja saat anak berjalan, tersandung batu, lalu terjatuh. Ia juga bisa kehujanan saat cuaca sedang tak bisa diterka.
Ayoe mengatakan, pengalaman itu membuat anak jadi tahu cara memecahkan masalah. Selain itu, saat anak jatuh dan orang tua meminta untuk bangkit, hal ini menjadi penyemangat bagi anak.
Beraktivitas di luar rumah dan lebih dekat dengan alam juga membuat inisiatif anak terbangun dengan lebih baik. Alam juga menyediakan banyak hal yang bisa dibicarakan orang tua dengan anak.
"Akhirnya terbina komunikasi yang lebih baik dengan anak," kata Ayoe.
Ketika terbangun komunikasi yang baik dan harmonis, maka efeknya banyak sekali untuk anak. Di samping itu, pondasi relasi antara orang tua dan anak jadi lebih sehat.
"Anak pun secara fisik lebih sehat karena sering terpapar dengan matahari, makanan bernutrisi dan bergizi. Dia juga lebih kuat dan lebih pintar secara kognisi," ujar Ayoe.
Menurut Ayoe, organik parenting dapat membantu membuat anak menjadi lebih percaya diri. Saat berada di alam, misalnya berkemah, tantangannya sangat besar.
Anak pun belajar untuk menyelesaikan masalah, berinteraksi dengan orang lain, hingga membuat perencanaan dengan baik, misalnya menghemat baterai. Ini adalah modal besar untuk membangun kepercayaan diri anak.
"Karakter anak pun jadi kuat karena siap menghadapi tantangan,” tutur Ayoe.
Menerapkan organic parenting tak harus selalu dengan kegiatan yang ekstrem seperti berkemah. Dalam kehidupan sehari-hari, itu bisa dilakukan sesederhana memelihara hewan, atau menanam pohon di halaman. Ini akan melatih anak untuk bertanggung jawab.
Memilah sampah, mana yang bsia didaur ulang atau dijadikan kompos juga bagian dari organic parenting. Di akhir pekan, ajaklah anak bersepeda atau sekadar berjalan-jalan ke taman sekitar rumah.
“Yang penting, komitmen untuk melakukannya. Pasangan pun harus berkomitmen untuk melaksanakan organic parenting sesuai yang sudah disepakati,” imbuh Ayoe.
Dengan demikian, ayah dan ibu tak sekadar ikut-ikutan tren organic parenting, tapi melaksanakannya secara berkelanjutan. Ayoe mengatakan, menerapkan pengasuhan seperti itu dapat membuat anak jadi lebih maju.
"Ketika anak lebih baik, artinya dia punya kepercayaan diri lebih tinggi lebih bagus, itu membantu anak dan menjadi modalitas anak untuk sukses kedepannya,"
Ayoe mengatakan. organic parenting menjadi hal yang sangat penting di masa kini. Terlebih, kita menjalani ritme kehidupan yang sangat cepat. Semua ini bisa membuat ikatan emosi antara anak dan orang tua berkurang.
“Padahal, untuk sukses, anak sangat membutuhkan dukungan emosi yang baik dari orang tua, sehingga ia memiliki kecerdasan emosi yang bagus,” jelas Ayoe.