Senin 10 Feb 2020 22:36 WIB

Cegah Cyberbullying, Literasi Digital Penting Diajarkan

Literasi digital penting untuk diajarkan agar anak-anak terhindar dari cyberbullying.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi cyberbullying. Literasi digital penting untuk diajarkan agar anak-anak terhindar dari perilaku yang mengarah ke cyberbullying maupun menjadi korbannya.
Foto: BBC
Ilustrasi cyberbullying. Literasi digital penting untuk diajarkan agar anak-anak terhindar dari perilaku yang mengarah ke cyberbullying maupun menjadi korbannya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Permasalahan bullying atau intimasi terhadap anak juga remaja Indonesia dinilai masih masih memprihatinkan. Terlebih lagi di era digital anak rentan terhadap cyberbullying maupun pelaku perundungan.

Pendiri Yayasan Sejiwa Diena Haryana menjelaskan, cyberbullying atau intimidasi di dunia maya merupakan segala bentuk kekerasan yang dialami anak atau remaja dan dilakukan teman seusia mereka melalui dunia maya atau internet. Cyberbullying terjadi sejak ada di media sosial.

Baca Juga

“Internet ibarat dua sisi mata pisau. Bisa menjadi alat untuk menyebarkan kebaikan dan hal-hal positif tetapi banyak juga disalahgunakan untuk hal negatif dan merugikan pihak lain,” kata Diena di Gedung A Kemendikbud, Jakarta, Senin (10/2).

Diena mengatakan, anak-anak penting dibekali literasi digital sehingga mereka mengetahui apa yang harus dilakukan jika menjadi korban intimidasi. Mereka juga akan punya pengetahuan untuk menghadapi jika ada temannya yang terintimidasi di dunia maya.

Sementara itu, Plt Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Harris Iskandar menegaskan, literasi digital penting diajarkan sebagai pengetahuan dasar anak sama, seperti membaca, menulis, dan berhitung (calistung). Terlebih, anak-anak generasi masa kini tumbuh besar dengan teknologi.

“Pemahaman akan literasi digital dan keamanan online serta melatih mereka untuk menjadi lebih peka akan informasi yang mereka sebarkan atau dapatkan, dan bagaimana bersikap dalam dunia maya menjadi sangatlah penting untuk mengurangi risiko kejahatan siber,” ungkap Harris.

Untuk itu, Harris mengapresiasi program Tangkas Berinternet yang diinisiasi Google Indonesia dan Yayasan Sejiwa. Tangkas Berinternet juga menjadi pasangan paling pas dari program kemerdekaan belajar yang diusung Mendikbud Nadiem Makarim, karena kemerdekaan tanpa keamanan itu rentan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement