Selasa 25 Apr 2017 15:48 WIB

Kemenpar Fokus Bidang Budaya untuk Tarik Wisatawan

Pariwisata Bali bukan cuma dari alamnya, budaya seperti pawai Ogoh-Ogoh sebelum Nyepi juga menarik minat wisatawan.
Foto: EPA
Pariwisata Bali bukan cuma dari alamnya, budaya seperti pawai Ogoh-Ogoh sebelum Nyepi juga menarik minat wisatawan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wisata Budaya menjadi salah satu concern Menteri Pariwisata Arief Yahya untuk mendapatkan wisman dan wisnus lebih fantastik. Setelah Presiden Jokowi menetapkan  '10 Bali Baru', Arief memperdalam kajian yang berfokus pada Pedoman Pemantauan dan Evaluasi 10 Destinasi Prioritas. 

Yang terbaru, akan digelar FGD Penyusunan Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Program 10 Destinasi Prioritas Bidang Promosi Wisata Budaya. Agendanya siap digelar di Hotel Akmani, 25-27 April 2017.
 
Bukan rahasia lagi, 10 destinasi prioritas semakin memiliki masa depan menjanjikan. Sebab, segala hal yang terkait pendataan, pendalaman, dan perumusan langkah besar apa saja untuk percepatan pembangunan kawasan tersebut harus digarap serius. Begitu juga dengan Pedoman Pemantauan dan Evaluasinya.
 
“Selama ini belum ada Pedoman Pemantauan dan Evaluasi 10 Destinasi Prioritas. Itu sebabnya FGD ini digelar. Bidikan awal, adalah Bidang Promosi Budaya di 10 Destinasi Prioritas,” ujar Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, Esthy Reko Astuti.

Sejumlah peserta dari perwakilan mahasiswa Kemamora Halmahera mengikuti Pawai Budaya Panggil Aku Indonesia di Salatiga, Jawa Tengah, Sabtu (22/4). (Antara/Aloysius Jarot Nugroho)

Esthy mengatakan faktor budaya menjadi hal penting dan menentukan sukses tidaknya program percepatan ini. Dari data Kemenpar, 60 persen wisman yang datang ke Indonesia karena budaya. Sebanyak 35 persen karena alam atau nature, dan 5 persen man made, seperti MICE -meeting, incentive, conference-exhibition, lalu sport tourism, showbiz, dan buatan manusia yang lain.

Misi besarnya ada di pelestarian budaya. Titik beratnya akan mengarah ke sana. Karenanya, pelaksanaan FGD Pemantauan dan Evaluasi juga dikonekkan dengan even budaya. Cantolan yang dipilih, momentum HUT Grup kesenian Miss Tjitjih.
 
Nah, bagi yang belum tahu, Miss Tjitjih ini adalah salah seorang tokoh budaya nge-hits dari tanah Pasundan. Sudah banyak artis beken yang ditetaskan dari sana. Nama-nama seperti Ebet Kadarusman, Pohang lawak dan Sule, bisa ngetop lantaran ditempa gedung kesenian Miss Tjitjih.
 
“FGD-nya akan dibarengi HUT Grup Kesenian Miss Tjitjih. Jadi selain alat ukur pemantauan dan evalusi, kami juga bisa sekaligus ikut mengambil bagian pelaksanaan dalam pementasannya,” kata dia.
 
Menanggapi FGD itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan, upaya melejitkan 10 Destinasi Prioritas melalui budaya memang harus melalui pemantauan dan evaluasi. Dan hal itu, harus ada sinergi dari semua pihak.
 
"Pertimbangan budaya itu hal yang sangat penting, untuk membangun sebuah kawasan pariwisata. Karena itu sejak mendesain awal, kami melihat sisi budaya sebagai sebuah kekuatan," kata Menpar Arief Yahya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement