REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Batam betul-betul menjadi pertaruhan Kementrian Pariwisata yang dipimpin Menteri Arief Yahya untuk mengumpulkan jumlah wisman dengan serentetan sport event. Kali ini yang bakal dihelat Tour de Barelang 2017, pada (13/5). Event tahunan yang sudah kali keenam ini sudah dibuka registrasi sejak Maret 2017 lalu. Hingga kini, sudah dipastikan dari 36 negara yang ikut berpartisipasi.
"Sebanyak 500 pembalap sepeda memastikan diri ikut beradu cepat mengayuh sepeda di Tour de Barelang 2017," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Batam, Pebrialin.
Format event-nya tidak jauh berbeda dengan tahun lalu. Start perjalanan dari Terminal Ferry Batam Center, para peserta akan mengadu kecepatan dan melakukan perjalanan sejauh 75 km mulai dari ujung Jalan Trans Barelang ke ujung satunya hingga jalan habis dan kembali lagi sejauh 60 km ke garis finish di Jembatan 1 Barelang yang juga dikenal dengan Jembatan Tengku Fisabilillah.
"Ferry dari Singapura akan memberangkatkan para peserta ke Batam pada pagi hari melalui Terminal Ferry Harbour Front dan kembali di sore hari setelah balapan ke Singapura sekitar pukul 6-7 sore," kata Pebrialin.
Setelah tiba di Batam Center, peserta akan dibawa menuju ke Barelang dengan dikawal oleh kepolisian dan jalanan yang steril sejauh 12 km. Di sini peserta akan bersepeda seharian penuh ini. Total jarak yang ditempuh adalah 125 km.
Terkait rutenya, untuk mengawali balapan, peserta akan melewati jembatan 1 Barelang yang merupakan jembatan paling terkenal dari total 6 jembatan yang melintasi pulau-pulau di daerah administrasi Kota Batam. Setelah melewati Jembatan 1 Barelang, peserta akan melalui pulau-pulau kecil dan Jembatan 2, 3 dan 4 secara berurutan.
"Pulau-pulau yang dilewati peserta adalah Pulau Tonton, Pulau Nipah Pulau Setokok, dan Pulau Rempang. Perjalanan akan berakhir di ujung Pulau Galang Baru," kata Pebrialin.
Peserta akan memasuki Pulau Rempang pada KM 32, dimana semua tantangan baru saja dimulai. Selama 25 km ke depan, peserta akan ditantang dengan landscape perbukitan yang menguras stamina.
Setelah melintasi beberapa bukit, peserta akan sampai di Jembatan 5 Barelang dan akan disuguhi pemandangan luar biasa dengan hamparan laut biru Laut Cina Selatan di sisi kanan jembatan, disertai dengan perbukitan yang masih alami. Setelah sampai di ujung Pulau Galang Baru, pada KM65, peserta akan kembali menuju Jembatan 1 untuk mencapai garis finish.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti berharap event ini lebih semarak dibandingkan tahun lalu. Untuk menyemarakkannya, Esthy berharap Dinas Pariwisata setempat menyiapkan acara pendukung untuk hiburan rakyat.
"Tahun kemarin yang saya tahu kurang semarak. Bisa dimaklumi karena pembukaannya bukan di area publik. Untuk menyiasatinya, Tour de Barelang 2017 harus didukung dengan event-event atraksi agar masyarakat lebih tertarik," ujar Esthy.
Esthy berjanji, Kemenpar akan mendukung event-event seperti ini, terutama dari segi promosi. Namun Esthy mengapresiasi pemerintah Batam yang konsisten dalam menggelar event sport tourism ini.
Bagi Menteri Pariwisata Arief Yahya, sport event itu memegang peran strategis. Pertama, nilai news value atau indirect impact nya sangat besar, bahkan dua kali dari direct impact-nya. Kedua, sudah tentu mengundang wisman masuk, baik sebagai atlet, official, tim teknis, supporter, dan penonton bebas.
“Ketiga, dan ini yang juga penting adalah 60 persen dari wisatawan olahraga itu akan kembali lagi untuk mengeksplorasi destinasi yang dilalui dalam cycling itu. Mereka akan datang lagi, sebagai wisatawan mancanegara. Itu sudah dihitung dan disurvei,” kata Menpar Arief Yahya.