REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya kedatangan Ketua Komite Pengembangan Pariwisata Uzbekistan Sharapov Anvar Kurbanovich. Kunjungan Anvar merupakan rangkaian dari lawatannya ke beberapa negara sahabat di Asia Tenggara. Sebelum ke Indonesia, Anvar terlebih dahulu mengunjungi Malaysia.
Anvar dalam kunjungannya ke Kemenpar juga membawa serta pejabat dan pelaku pariwisata Uzbekistan. Pertemuan itu pun menjadi ajang untuk membahas potensi pariwisata.
"Saya mendapat perintah dari presiden terpilih Uzbekistan untuk menjalin kerja sama dengan negara sahabat. Indonesia kami anggap sebagai salah satu negara sahabat, dan Indonesia sangat mengagumkan bagi saya,” kata Anvar.
Uzbekistan bahkan akan memudahkan warga negara Indonesia (WNI) yang akan berkunjung ke negeri di Asia Tengah yang pernah menjadi bagian Uni Soviet itu. Rencananya, Uzbekistan akan memberikan fasilitas bebas visa kunjungan (BVK) bagi WNI.
Selain itu, Uzbekistan juga menginginkan adanya penerbangan langsung dari ibu kotanya, Tashkent ke Bali. Pihak Uzbekistan mengusulkan adanya paket umrah plus ke Uzbekistan yang kaya akan sejarah Islam.
Sedangkan Arief dalam kesempatan itu mengatakan, Uzbekistan tak perlu ragu menerapkan BVK. Sebab, kebijakan itu memang ampuh untuk menggenjot kunjungan wisatawan mancanegara.
"BVK adalah kebijakan yang sangat efektif untuk meningkatkan kunjungan wisman. Indonesia mengalami pertumbuhan (kunjungan wisman, red) double digit karena kebijakan tersebut,” kata Arief.
Selain itu, Arief juga menegaskan komitmennya untuk mengawali tonggak kerja sama pariwisata Indonesia dengan Uzbekistan. Salah satunya mendorong travel agent di Indonesia membuat paket umrah plus ke Uzbekistam. “Kami akan memfasilitasi pertemuan dengan agen travel Indonesia,” ujarnya.