PULAU SERIBU - Tradisi tahunan Syukuran Laut masyarakat nelayan Pulau Kelapa Dua, Kelurahan Pulau Kelapa, Kecamatan Kepulaun Seribu Utara, Kepulauan Seribu, Sabtu (13/5), berlangsung sangat meriah. Pesta Laut yang digelar di atas perahu nelayan ini diselenggarakan sebagai bentuk rasa syukur penduduk pesisir laut atau masyarakat yang menggantungkan penghasilannya dari laut.
Puncak acara Pesta Laut ditandai dengan pembacaan doa di dua dermaga sandar Pulau Kelapa Dua. Lalu, kegiatan dilanjutkan dengan madua sipulung yakni duduk bersila bersama sambil menyantap hidangan yang telah disediakan.
Sesepuh sekaligus Ketua Panitia Festival Pesona Bahari Pulau Kelapa Dua, H. Amir, mengatakan tradisi ini adalah bentuk kebersamaan dengan tidak membedakan antara pejabat dengan masyarakat. "Semua duduk sama rata, bersila, tidak ada bangku atau kursi. Semua menjadi setara dihadapan sang pencipta," kata Amir seperti dimuat dalam siaran pers.
Usai bersantap bersama, acara dilanjutkan dengan aksi saling siram-menyiram air laut antar-ratusan warga nelayan. Semua nelayan baik tua maupun muda dengan menggunakan kapal-kapal kayu antusias saling siram menggunakan ember maupun plastik terisi air. Mereka saling membasahi antar-warga yang berada di kapal.
Selain di atas kapal nelayan, aksi siram menyiram air juga dilakukan di daratan. Warga yang berada di sekitar dermaga juga tak mau ketinggalan untuk menyiram siapa saja yang lewat di depan mereka, termasuk seluruh undangan yang hadir.
"Ini memang menjadi tradisi sejak nenek moyang kami, aksi siram menyiram ini sebagai tanda berbagi keceriaan setelah setahun penuh kita mendapatkan rejeki dari hasil melaut. Tidak ada rasa marah saat disiram air, tanda kita semua bersyukur," kata Amir.
Apresiasi tinggi ditunjukkan Asisten Ekonomi Pembangunan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Arief Wibowo. Ia berharap kegiatan pesta laut merupakan tradisi tahunan masyarakat nelayan Pulau Kelapa Dua yang telah berlangsung sejak 20 tahun lalu.
"Dukungan Kemenpar (Kementerian Pariwisata) membuat kegiatan ini berlangsung sangat meriah dan menjadi makna dari Pesta Laut itu sendiri yakni sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT setelah selama satu tahun mengeruk hasil kekayaan laut berupa ikan," katanya.
Menanggapi hal ini, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementeria Pariwisata Esthy Reko Astuti menyatakan Kemenpar memang sangat mendukung kegiatan di daerah yang telah ditetapkan menjadi destinasi 10 "Bali Baru" ini.
Esthy, yang didampingi Kasubdit Promosi Wisata Pantai dan Pesisir Kemenpar I Nyoman Wija Sudiantara, berharap agar pada tahun-tahun mendatang acara seperti ini dikemas lebih baik lagi dengan menggelar sejumlah acara pendukung.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menurutnya punya rumus pra-acara, acara dan pasca-acara dalam mengemas promosi di media. Lalu strategi medianya harus konvergensi, dengan paid media, own media, social media dan endorser media.
"Tetap dilaksanakan oleh masyarakat dan pemerintah setempat, Kemenpar mendukung dan memberikan bantuan agar kegiatan berjalan lancar dan nuansanya tidak hilang," ujar Esthy.
I Nyoman Wija Sudiantara menambahkan syukuran laut ini juga diisi dengan kegiatan parade kapal nelayan. Para nelayan telah menghiasi kapal menggunakan kertas warna-warni dan memasang umbul-umbul dari kain panjang bercorak batik. Selain itu, di kapal juga dihiasi berbagai makanan pokok nelayan yang dijadikan bekal saat menangkap ikan.
"Letusan petasan menandai bergeraknya puluhan perahu hias nelayan ini mengitari Pulau Kelapa dan Pulau Kelapa Dua. Ini acara menarik dan harus dilestarikan," kata Nyoman.