REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Pemerintah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, sedang membranding diri dengan seni angklung yang menjadi ciri khas mereka. Untuk itu mereka mendeklarasikan diri sebagai Kabupaten Angklung dengan menggelar orkestra budaya yang melibatkan 5.000 angklung di Lapangan Pendapa Palamarta, Kuningan, Ahad (21/5) lalu.
Pemerintah Kabupaten Kuningan memanfaatkan momen Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) sebagai kebangkitan pariwisata Kuningan dan Indonesia. Melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, kebangkitan pariwisata diwujudkan dalam Pagelaran Budaya Orkestra 5.000 angklung.
Gelaran spektakuler ini dihadiri juga oleh Sekretaris Menteri Pariwisata Ukus Kuswara. Menurutnya, acara budaya ini memberikan banyak manfaat untuk masyarakat Kuningan sehingga Kementerian Pariwisata (Kemenpar) tidak ragu memberikan dukungannya.
“Saya bangga dengan gagasan acara ini. Ide yang brilian yang dapat memberikan multi-manfaat bagi tumbuh dan berkembangnya nilai-nilai budaya di Kabupaten Kuningan. Nilai-nilai budaya tersebut merupakan aset yang sangat berharga yang harus ditumbuhkembangkan dalam membangun karakter generasi muda, sekaligus menggarap potensi pariwisata Kuningan,” ujar Ukus didampingi Kepala Bidang Promosi Wisata Budaya Kemenpar Wawan Gunawan, melalui siaran pers Rabu (24/5).
Pagelaran Budaya Orkestra 5.000 angklung akan dihadiri Bupati Kuningan Acep Purnama, Wakil Bupati Kuningan, Rektor ITB, Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Barat (Jabar), Direktur Saung Ujdo Bandung, Sekretaris Daerah Kabupaten kuningan, Ketua DPRD Kabupaten Kuningan, Ketua dan Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Kuningan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan. Mereka akan mendeklaraskan Kabupaten Kuningan sebagai Kabupaten Angklung.
Juga hadir beberapa sponsor kegiatan tersebut di antaranya pimpinan cabang Bank Jabar, Direktur BPJS Ketenagaan Kabupaten Kuningan, Direktur BPR Kuningan, Direktur PDAM Kuningan, Direktur PT POS Indonesia Kuningan, Ketua PGRI Kabupaten Kuningan, Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Kuningan, Ketua Darma Wanita Persatuan Kabupaten Kuningan, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kuningan, serta seluruh pimpinan organisasi masyarakat dan kepemudaan. Tak ketinggalan seluruh guru peserta Deklarasi Angklung.
“Saya mengapresiasi prakarsa deklarasi Kabupaten Kuningan sebagai Kabupaten Angklung. Hal tersebut dapat menjadi sarana promosi sekaligus menunjukkan potensi yang dimiliki kabupaten Kuningan,” Kata Ukus.
Wawan menambahkan, gelaran orkestra lima ribu angklung ini menjadi momentum bagi para pemangku kepentingan pendidikan akan pentingnya komitmen dalam upaya pelestarian nilai-nilai budaya tradisional serta menjaga keberlangsungan seni tradisi. Acara ini menurutnya harus melibatkan ribuan guru.
Sebab menurutnya peran guru yang bertugas mentransformasikan ilmu pengetahuan merupakan sosok yang tepat menjadi penggerak tumbuh dan berkembangnya nilai-nilai budaya tradisional serta menjaga keberlangsungan seni tradisi untuk diwarisi kepada para peserta didik yang ada di kabupaten Kuningan.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Kuningan Acep Purnama menjelaskan, kesenian angklung yang diwariskan oleh para leluhur menjadi sebuah karya seni monumental yakni Angklung Diatonis. Angklung merupakan sebuah alat musik merdu terbuat dari bambu yang sudah mendunia. Ternyata cikal bakal musik angklung lahir di kabupaten Kuningan.
“Ialah Daeng Sutigna, yang berhasil menciptakan dan mengembangkan Angklung Diatonis di Kabupaten Kuningan,” kata Acep.
Acep Purnama mengatakan, deklarasi Kuningan sebagai Kabupaten Angklung adalah upaya dalam perwujudan pelestarian seni dan budaya tradisional Indonesia, khususnya pertunjukan dan alat musik angklung. Menurutnya ini merupakan upaya mengawal amanah dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) yang telah menetapkan angklung sebagai warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage of humanity) asli dari Indonesia.
"Maka pada kesempatan ini kami siap mewujudkan dan mengimplementasikan untuk ikut serta dalam menjaga, memelihara, melestarikan dan meregenerasikan angklung di Kabupaten Kuningan," ujar Acep.
Menteri Pariwisata Arief Yahya tak meragukan seni tradisi angklung yang dimiliki Kabupaten Kuningan sarat dengan nilai-nilai budaya. Ia percaya Kuningan merupakan gudang seniman.
"Tinggal financial value-nya yang harus dipoles habis, maka Kuningan akan lebih cepat berlari, karena modal creative value-nya sudah di tangan,” ujarnya.
Menurut Arief, jika budaya semakin dilestarikan maka akan semakin mensejahterakan. Hal itu menjadi salah satu alasan wisatawan mau liburan ke suatu daerah, terlebih wisatawan mancanegara (wisman). Pada kesempatan ini, Kemenpar juga memberikan apresiasi atas prakarsa Deklarasi Kabupaten Kuningan sebagai Kabupaten Angklung.
Direktur Saung Angklung Udjo Bandung Taufik Udjo mengatakan bahwa Kuningan sangat pantas dideklarasikan sebagai Kabupaten Angklung, karena di sini lahir tokoh besar angklung seperti Daeng Soetigna. Menurutnya Daeng Soetigna sangat mendukung dan memberikan kepedulian dalam mengembangkan angklung di Kabupaten Kuningan.
Deklarasi dengan simbolisasi memainkan lima ribu angklung bergemuruh membahana di area acara yang melibatkan seluruh guru tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) se-kabupaten Kuningan dan sekitarnya. Acara pertunjukan orkestra angklung dimeriahkan oleh Saung Angklung Udjo, kelompok angklung SMA se-Kuningan dan grup Angklung SMA 1 Majalengka.